"Buwas itu 'buas' betul. Dia masuk di semua lini, instingnya tajam, apalagi dulu bekas reserse juga," kata Ganjar di Pati, Rabu (16/3/2016).
Ganjar mengatakan, tes urine bagi kepala daerah adalah suatu kewajiban. Namun, jika hendak mengetahui betul atau tidaknya seseorang tersangkut narkoba, tes urine saja tidak cukup.
"Saya setuju. Sekarang ada teknologi canggih dari BNN tidak hanya tes urine. Saya ikut geram karena nilai setitik merusak semuanya," kata dia.
Kejadian kepala daerah yang tertangkap seolah menutup peranan kaum muda untuk berkarya.
Terkait dengan perintah tes urine diam-diam, Ganjar setuju. Menurut dia, akan lebih baik jika tes urine dilakukan tanpa adanya pemberitahuan sebelumnya.
"Jangan diomongi, biar langsung. Kalau sudah jadi kepala daerah memang ruang publiknya terbatas, jadi jangan sekali-kali main ambil risikonya," ujarnya.
Tes kesehatan
Ganjar sendiri meyakini, saat kepala daerah lulus tes kesehatan dengan cara curang, pasti akan ada balasannya. Dengan cara ini, meski dulunya bertindak curang, pasti ada pihak lain yang menegurnya.
"Tuhan mengingatkan dengan caranya. Kalau dulu prosesnya dicurigai, sekarang terbongkar. Kalau narkoba sudah jadi perilaku pasti terbongkar," katanya.
"Berada di lingkungan kekuasaan pikirnya seolah melindungi, aman. Saya dukung penuh karena 30 sampai 40 orang mati narkoba, bangsa ini mau jadi apa kalau begitu," katanya.