Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Puluhan Warga Bima Diserang DBD dan Chikungunya

Kompas.com - 16/03/2016, 09:43 WIB
Syarifudin

Penulis

BIMA, KOMPAS.com - Puluhan warga di Kota Bima, Nusa Tenggara Barat, mulai diserang penyakit demam berdarah dengue (DBD) dan chikungunya.

Berdasarkan laporan yang diterima Dinas Kesehatan (Dikes) setempat, warga yang terjangkit penyakit karena nyamuk itu terdapat di beberapa kampung di dua kelurahan, yakni Melayu dan Monggonao.

Hanya saja, Dinkes belum mengetahui secara total jumlah warga yang terdeteksi penyakit DBD dan chikungunya. Namun berdasarkan informasi yang diperolehnya, dua penyakit yang berbahaya itu sudah mulai menyebar.

"Penyakit itu sudah mulai menyebar di Kota Bima. Bahkan ada sebagian warga menjadi korban DBD dan chikungunya, saat ini mereka sedang dirawat di RSUD dan puskesmas," kata Kepala Bidang P2PL Dikes Kota Bima, Nuryah kepada wartawan, Selasa (15/3/2016).

Dikatakanya, untuk wilayah Monggonao dan Melayu terdapat 38 kasus DBD. Dari jumlah itu, 20 kasus dinyatakan positif DBD dan 18 kasus di antaranya masih mengalami gejala.

"Sementara korban chikungunya, ada tiga orang warga asal Kelurahan Monggonao. Untuk beberapa warga lainnya masih mengalami gejala yang sama seperti diserang DBD dan chikungunya," tuturnya

Melihat kondisi itu, Dinkes setempat langsung berupaya mencegahnya dengan melakukan pengasapan atau fogging di beberapa wilayah yang terdeteksi DBD dan chikungunya.

"Kami khawatir penyakit itu terus menyebar. Untuk itu, Dinas Kesehatan melakukan fogging di sejumlah Kelurahan. Di antaranya Kelurahan Melayu, Monggonao, Raba Dompu Timur, dan beberapa Kelurahan lain yang terkena virus DBD dan chikungunya," terangnya.

Ia menjelaskan, puluhan warga yang terjangkir DBD dan chikungunya itu disebabkan gigitan nyamuk Aedes aegypti.

Penyakit tersebut biasanya menyerang warga dengan beberapa gejala, seperti demam tinggi dan pegal-pegal.

"Jika ada yang mengalami gejala seperti itu, silakan melaporkan supaya nanti kita segera tindaklanjuti," harapnya.

Sebelum terjangkit virus tersebut, warga diimbau untuk menjaga lingkungan dan memberantas sarang nyamuk.

"Selain itu, warga juga harus terbiasa dengan hidup bersih dan sehat," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com