Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Bidan Daerah Terpencil, Menuju Puskesmas Tempuh Waktu 9 Jam

Kompas.com - 16/03/2016, 09:07 WIB
JAMBI, KOMPAS.com - Seorang bidan dari pelosok Desa Air Liki, Tabir Barat, Kabupaten Merangin, Jambi, menulis surat "cinta" untuk Presiden Joko Widodo.

Surat berisi curahan hatinya diunggah ke Facebook oleh suaminya, Erwan Dinantha.

Ia menceritakan suka duka istrinya mengabdi di daerah terpencil. Istrinya harus menembus akses berliku-liku menuju desa tempatnya bertugas.

Akses lalu lintas yang sulit membuat warga harus bertaruh nyawa untuk mendapat fasilitas kesehatan.

Misalnya, untuk membawa warga yang hendak melahirkan harus digotong sarung yang disangga bambu oleh dua orang di dua sisi untuk sampai ke perahu.

Perjuangan baru saja dimulai. Perahu tadi membawa ibu yang hendak melahirkan menuju puskesmas. Bayangkan, waktu tempuh ke tempat tujuan sampai sembilan jam!

"Tahukah bapak, jangankan untuk mencapai rumah sakit, untuk mencapai puskesmas pun butuh waktu sembilan jam. Jalan yang bukan main, lumpur, bebatuan, bukit, adalah rute yang memang biasa kami lalui," begitu penggalan curahan hati yang Erwan tulis di Facebook pribadinya pada Minggu (13/3/2016).

Dalam suratnya, Erwan mencantumkan foto ia dan istrinya tengah membawa seorang ibu yang akan melahirkan di dalam perahu menuju puskesmas.

Berikut kutipan lengkap surat Erwan di akun Facebooknya:

Assalamualaikum Wr. Wb.
Kepada yang terhormat Bapak Presiden Jokowi
Saya mengirim surat ini dengan tidak mengurangi rasa hormat saya kepada bapak. Bapak sudah sangat menjadi pahlawan untuk saya dan mungkin untuk seluruh masyarakat Indonesia karena telah bersedia menjadi sosok yang bertanggung jawab mengatur negeri Indonesia tercinta ini.
Pak, saya dan istri saya adalah petugas kesehatan yang hanya sedang mengabdi di Desa Air Liki Baru, Kecamatan Tabir Barat, Kabupaten Merangin, Provinsi Jambi
Saya di sini hanya ingin menyampaikan, bahwa di zaman yang sudah memiliki berbagai macam alat berteknologi tinggi dan kehidupan serba modern ini, ternyata ada suatu kehidupan yang sangat mengiris hati. Di mana untuk menjadi sehat pun butuh nyawa untuk dikorbankan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com