Warga yang berasal dari empat RT di desa tersebut langsung dibawa ke Puskesmas Lingga yang terletak di Jalan Trans Kalimantan, Kecamatan Sungai Ambawang.
Ketua RT setempat, Maryadi, mengatakan, peristiwa tersebut berawal dari hajatan yang diselenggarakan salah satu warga. Setelah menyantap makanan yang dihidangkan, kata Maryadi, satu per satu warga yang menghadiri hajatan tersebut mengalami mual-mual hingga muntah.
"Baru ketahuan menjelang maghrib, ada yang mual-mual terus muntah. Usai maghrib baru ketahuan semuanya yang menyantap makanan yang dihidangkan mengalami gejala yang sama, setelah itu baru dibawa ke puskesmas," ujar Maryadi, Selasa (15/3/2016).
Hajatan itu dimulai dari pukul 14.00 hingga pukul 16.00. Hidangan yang disajikan di antaranya mi, kue apam (terang bulan), dan makaroni. Namun belum diketahui jenis makanan yang menyebabkan keracunan tersebut.
Hajatan tersebut merupakan kegiatan rutin yang diselenggarakan warga setiap hari Senin dan dilaksanakan secara bergiliran.
Kepala Puskesmas Lingga, Dokter William Daniel Napitupulu menjelaskan, peristiwa tersebut diketahuinya dari informasi petugas puskemas yang mengabarkan banyaknya pasien yang datang sekitar pukul 21.00 WIB dengan gejala yang sama, mual dan muntah.
"Dari hasil pemeriksaan, mereka kemungkinan mengalami keracunan makanan," ujar William.
Wiliam menambahkan, lantaran banyaknya jumlah pasien yang berdatangan, pihaknya juga dibantu dukungan medis yang didatangkan dari puskesmas lain. Jumlah total tenaga medis yang dikerahkan higga 30 orang untuk menangani para pasien.
"Syukur masih bisa ditangani dengan bantuan teman-teman dari dua puskesmas lain yang bergabung di sini," ujar William.
Sementara itu, Kapolsek Kuala Mandor B, IPTU Sadimin menjelaskan, pihaknya belum bisa meminta keterangan kepada warga yang menjadi tuan rumah, karena turut menjadi korban dalam peristiwa keracunan tersebut.
"Untuk sementara, kami belum melakukan pemeriksaan terhadap pemilik hajatan, mengingat kondisinya juga dalam keadaan lemah. Mungkin setelah sehat semuanya baru dilakukan pemeriksaan," ungkap Sadimin.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.