Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bawa Narkoba dengan Pakaian Perawat, Pria Asal Makasar Ditangkap Polisi di Kupang

Kompas.com - 15/03/2016, 07:41 WIB
Sigiranus Marutho Bere

Penulis

KUPANG, KOMPAS.com - Direktorat Reserse dan Narkoba Kepolisian Daerah Nusa Tenggara Timur (NTT) menangkap pria berinisial HW (24) yang diketahui berprofesi sebagai perawat, karena kedapatan membawa narkoba jenis sabu dan tradamol.

Direktur Reserse dan Narkoba Polda NTT, Komisaris Besar Polisi Kumbul kepada sejumlah wartawan, Senin (14/3/2016) kemarin, mengatakan, AW yang merupakan warga jalan Rapocini Raya, Kelurahan Buakana, Kecamatan Eapocini, Kota Makassar, Sulawesi Selatan, ini ditangkap saat turun dari Kapal Motor Binaiya ketika bersandar di Pelabuhan Labuan Bajo, Kabupaten Maggarai Barat, Selasa (1/3/1/2016).

“Perlu diketahui bahwa HW ini tamatan sekolah perawat di Makassar, sehingga dia berusaha untuk mengelabui petugas dengan mengenakan pakaian perawat saat turun dari kapal. Tapi setelah kita geledah, ternyata kita temukan barang bukti dua paket sabu dan 12 butir obat tramadol yang dimasukkan ke gantungan tas berbentuk boneka warna putih,” jelas Kumbul.

Menurut Kumbul, HW dan jaringannya ini beroperasi lintas provinsi, yakni meliputi Sulawesi Selatan, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur (NTT). Mereka mamasukkan narkoba ke NTT lewat Labuan Bajo, ibu kota Kabupaten Manggarai Barat, menggunakan angkutan laut.

“Dalam pengakuannya kepada polisi, HW mengatakan ia bersama seorang teman wanitanya memasarkan paket sabu di Bima, NTB. Polisi pun kemudian berangkat ke Makassar, Sulawesi Selatan, untuk menangkap DT (23) dan DN (24). Keduanya ditangkap di depan Wisma Maisara, Jalan Landak, Kota Makassar saat mengantarkan paket Sabu,” jelasnya.

Saat ini, kata Kumbul, pihaknya masih mengembangkan penyelidikan terhadap para bandar sabu-sabu ini guna mengungkap peredaran narkoba di wilayah lainnya di NTT.

Tiga orang pelaku ini bakal dijerat dengan Pasal 114 Undang-undang Nomor 35 tahun 2009 tentang Narkotika dengan ancaman penjara minimal empat tahun dan maksimal seumur hidup,” pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com