Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Ini Sampah Kiriman dari Kota Bandung"

Kompas.com - 14/03/2016, 10:14 WIB
Dendi Ramdhani

Penulis

BANDUNG, KOMPAS.com - Banjir di Kabupaten Bandung tak hanya disebabkan tingginya laju sedimentasi. Sampah yang menyumbat anak sungai Citarum juga menyebabkan wilayah banjir kian meluas.

Seperti yang terjadi di Sungai Citepus Kampung Sekeandur, Desa Cangkuang Wetan, Kecamatan Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung, Senin (14/3/2016). Tumpukan sampah terlihat meluber hingga ke badan jalan.

Sampah yang menumpuk membuat aliran air sungai tersumbat dan meluap ke rumah warga. Tak hanya itu, bau sampah menyengat cukup mengganggu pernapasan warga.

Ahmad (53), salah seorang warga sekitar mengatakan, sampah yang menumpuk merupakan kiriman dari Kota Bandung. Menurut dia, penumpukan mulai terjadi sejak hari Kamis (10/3/2016) saat curah hujan mulai meninggi.

"Sampah memang suka numpuk saat banjir. Ini kiriman dari Bandung, dari daerah Tegalega," kata dia.

Kompas TV Pengungsi Banjir Dayeuhkolot Berdesakan

Ahmad tak menampik bahwa masih banyak warga yang membuang sampah ke sungai.

"Memang suka ada saja warga yang buang sampah sembarangan. Giliran sudah banjir mereka sendiri yang kena dampak. Tapi memang kebanyakan sampah kiriman dari Kota Bandung," ucap dia.

Dari pantauan, warga bersama para pemulung berupaya mengurai sampah yang menyumbat jembatan. Para pemulung hanya memunguti sampah plastik yang punya nilai ekonomis.

Udin (58), warga lain, mengungkapkan, luapan air Sungai Citepus membuat puluhan rumah warga terendam. Warga pun sudah mulai mengungsi sejak Minggu (13/3/2016) malam.

"Warga juga terisolir, ratusan warga terjebak, beberapa sudah ada yang ngungsi," ucapnya.

Udin mengatakan, banjir saat ini lebih parah dari tahun sebelumnya. Menurut pengalamannya, tiap lima tahun sekali, banjir di Kabupaten Bandung terus membesar dan meluas.

"Daerah Bojong sekarang terendam, dulu mah tidak," ungkapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com