Hal itu terjadi saat puluhan sapi mati terkena penyakit berbahaya itu dua pekan lalu.
"Jika sapi langsung mati, warga tidak menyembelih. Namun banyak sapi yang masih hidup namun dalam keadaan oleng dipotong pemiliknya," jelas Adi, salah satu pasien terduga kena antraks saat dirawat di ruang Perawatan Infeksi, RSU Lasinrang, Sabtu (12/3/2016).
Lanjut Adi, selain menjual kepada pedagang sapi di Pinrang, pemilik sapi yang ternaknya terserang bakteri antraks juga membagikan daging sapi kepada tetangga sekitar di Desa Malimpung.
Sementara itu, dokter RSU Lasinrang, dr Agussalim mengatakan, jika daging sapi yang terinfeksi bakteri antraks masuk ke tubuh manusia bisa menyerang paru-paru dan limpa.
"Jika dikonsumsi manusia, daging sapi terinfeksi bakteri antraks bisa menyerang paru-paru dan limpa menyebabkan sesak napas dan bisa juga menyebabkan kematian," jelas dr Agussalim.
Sebelumnya, Sainuddin, peternak sapi Desa Malimpung, Kecamatan Patampanua, Kabupaten Pinrang, Sulawesi Selatan, kepada Dirjen Peternakan dan Kesehatan hewan, mengaku telah menjual empat ekor daging sapi yang terinfeksi bakteri antaks.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.