Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketika Tausiah Kiai Diiringi Lantunan Saksofon Seorang Romo...

Kompas.com - 10/03/2016, 09:14 WIB
Kontributor Ungaran, Syahrul Munir

Penulis

UNGARAN, KOMPAS.com — Dua pria yang merepresentasikan kaum Muslim dan Kristiani menjadi magnet dalam pertemuan ratusan wanita lintas agama yang digelar di halaman Gereja Kristus Raja, Jalan Diponegoro No 101, Ungaran, Kabupaten Semarang, Rabu (9/3/2016) siang.

Kedua pria itu adalah KH Budi Hardjono dan Romo Aloys Budi Purnomo. Romo Budi adalah pengampu Gereja Kristus Raja, sedangkan Kiai Budi adalah pimpinan Pondok Pesantren Al Islah, Tembalang, Kota Semarang.

Mereka tampil kompak saat didaulat menyampaikan tausiah dalam rangkaian acara bertajuk "Jumpa Hati Perempuan Lintas Agama" tersebut. Kiai Budi membawakan tema cinta yang universal tanpa mengenal sekat agama dan golongan.

"Sebuah upaya, walau ini disebut minimalis oke. Tetapi, bagi saya, seperti menanam benih ke dalam tanah, tumbuh nanti kebaikan seiring berjalannya waktu. Karena cinta bisa mengubah kebiadaban menjadi sebuah peradaban," kata Kiai Budi dalam ceramahnya.

Ceramah Kiai Budi Hardjono dibawakan dengan bahasa yang ringan diselipi humor, membuat ratusan wanita Islam berkerudung dan Katolik yang mendengarnya tak beranjak dari tempat duduknya.

(Baca juga: Ratusan Perempuan Islam dan Katolik Berkerudung Bertemu di Ungaran)

Tausiah semakin menarik ketika di tengah ceramah Kiai Budi menyanyikan beberapa lagu religi dan langgam Jawa. Dia menyanyi dengan diiringi saksofon yang dimainkan oleh Romo Budi.

Sebut saja, tembang "Tombo Ati" karangan Sunan Bonang maupun langgam Jawa "Caping Gunung" yang diiringi lantunan saksofon.

Gaya interaktif antara dua "Budi" ini kadang menimbulkan kejadian tak terduga nan lucu. Misalnya, adegan ketika Kiai Budi menceritakan filosofi dari tarian sufi, Romo Budi mengambil udeng atau penutup kepala milik Kiai Budi yang kebetulan sempat dilepas.

Beberapa menit kemudian, Romo Budi melepasnya karena kepalanya menjadi berat.

"Lama-lama kepala saya berat. Saya lepas ya?" kata Romo Budi.

Tak Hanya Kiai Budi, dalam rangkaian acara tersebut, Romo Budi juga mendapat giliran menyanyikan lagu "Amazing Grace". Uniknya, saat lagu itu dinyanyikan, sejumlah santri Ponpes Al Islah kembali membawakan tarian sufi dengan khidmat.

Suasana gayeng

Romo Budi berharap kegiatan ini membuat perbedaan bukan lagi menjadi penghalang, justru makin memperkaya hubungan antar-umat beragama, terutama dalam rangka meredam berbagai konflik di tengah masyarakat.

"Ini suatu langkah awal untuk mewujudkan peradaban kasih bagi masyarakat Indonesia dan bagi dunia, yang bermartabat, sejahtera, dan beriman. Apa pun agamanya," kata Romo Budi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com