MABA, KOMPAS.com — Langit mendung di Kota Maba, Halmahera Timur, menghalangi warga untuk menyaksikan gerhana matahari total di kota tersebut, Rabu (9/3/2016).
Meskipun awan sempat menyingkir dari pandangan selama dua menit sebelum gerhana, begitu totalitas gerhana terjadi, awan kembali menutup matahari.
Hanya langit gelap yang terlihat ketika matahari tertutup bayangan bulan. Terdengar kumandang "Allahu Akbar" ketika totalitas gerhana terjadi.
Peneliti Lapan yang memantau gerhana di Maba tersebut hanya mendapatkan data totalitas selama 60 detik.
Sekitar pukul 09.05 WIT, hujan mengguyur Kota Maba. Peneliti pun sibuk menutup teleskop dengan terpal, menjaga dari guyuran hujan.
Sementara itu, warga terus-menerus berteriak memohon agar awan menyingkir. "Ayo muncul woi, ayo muncul," demikian teriak warga.
Setelah hujan selama 10 menit, matahari sempat terlihat. Para pemburu gerhana pun berteriak kegirangan.
Sayangnya, tak sampai 2 menit, awan kembali menutup sang surya. Para pemburu gerhana pun kembali risau.
Saat berita ini diturunkan, Maba seharusnya sudah mengalami gerhana matahari sebagian. Namun, fenomema itu sama sekali tak terlihat.
"Peluangnya tidak nol, tetapi slim (untuk melihat gerhana matahari total)," kata Emmanuel Sungging Mumpuni, peneliti dari Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan).