Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ingin Saksikan Gerhana, Anak SD Ramai-ramai Bikin Teropong dari Kotak Susu

Kompas.com - 07/03/2016, 15:59 WIB
Kontributor Magelang, Ika Fitriana

Penulis

MAGELANG, KOMPAS.com - Siswa-siswa SD Muhammadiyah Alternatif 1 (Mutual) Kota Magelang, Jawa Tengah, ikut menyambut momen gerhana matahari total dengan antusias.

Mereka pun telah menyiapkan teropong untuk menyaksikan fenomena alam yang akan terjadi pada Rabu (9/3/2016) itu meski di Banyuwangi hanya akan terjadi gerhana matahari sebagian.

Teropong yang disiapkan tidaklah canggih dan mahal. Mereka menyiapkan teropong sederhana yang terbuat dari bahan-bahan bekas, seperti kardus bekas susu, lakban, alumunium foil dan kerta HVS putih.

Namun jangan salah, meski "seadanya", teropong karya mereka dapat berfungsi untuk menyaksikan gerhana matahari. Bahan-bahan tersebut dirangkai sedemikian rupa berdasarkan teori ilmu fisika.

"Ini teropong untuk melihat proses gerhana matahari, kami yang buat sendiri," ujar Rahma Salsabila, salah satu siswa kelas VI usai mencoba teropong di halaman sekolah, Senin (7/3/2016).

Rahma lantas menjelaskan cara kerja teropong tersebut.

"Jadi kita lihat gerhana dari lubang jarum ini, nanti akan gerhananya akan kelihatan dari dalam kardus. Karena kalau kita melihat langsung akan merusak mata," ucapnya.

Rahma mengaku senang bisa membuat teropong gerhana bersama teman-temannya yang bergabung dalam kelompok ekstrakuler pecinta sains SD Mutual Kota Magelang. Apalagi teropong yang baru pertama kali dibuat itu nanti akan dipraktikan langsung saat peristiwa gerhana matahari.

Lukman Novianto, salah satu guru pembimbing, menjelaskan bahwa pembuatan teropong gerhana ini atas inisiatif siswa dan guru pembimbing sendiri. Teropong ini juga sebagai salah satu metode pembelajaran ilmu pengetahuan alam yang selama ini hanya diketahui melalui buku dan internet.

"Bentuknya memang sederhana, namun kami membuatnya dengan konsep teori cahaya merambat lurus," tuturnya.

Lukman mengemukakan, saat menyaksikan gerhana matahari menggunakan teropong ini, siswa harus membelakangi matahari. Cahaya akan masuk melalui lubang jarum pada alumunium foil. Alumunium foil sendiri berfungsi untuk mengurangi pantulan cahaya matahari yang membahayakan itu.

"Di dua sisi kardus sudah dilubangi. Di dasar dalam kardus juga ditempel kertas HVS putih, di kertas HVS itu nanti akan terlihat proses tertutupnya matahari oleh bulan," paparnya.

Menurut Lukman, tidak butuh lama untuk membuat teropong itu. Apalagi siswa-siswa sudah terbiasa membuat berbagai karya ilmiah sebagai praktek ilmu yang didapat di bangku kelas, seperti membuat replika paru-paru manusia dari balon dan botol bekas air mineral.

"Anak-anak yang bawa bahan-bahan pembuat teropong ini, ada juga sumbangan dari guru pembimbing," kata dia.

Sementara itu, Mustaqim, Kepala Sekolah SD Mutual Kota Magelang, mengatakan, ada dua agenda yang telah dipersiapkan untuk menyambut fenomena langka tersebut. Selain pembuatan teropong, pihaknya juga akan menggelar shalat gerhana berjamaah di lingkungan sekolah.

"Dari aspek ilmu pengetahuan anak-anak membuat teropong gerhana. Ini menjadi pembelajaran bagi mereka dalam penerapan ilmu di kelas. Kedua dari aspek keislaman kami akan shalat gerhana berjamaah," ucap dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com