Setelah diteliti, benda mencurigakan tersebut dipastikan adalah bagian dari Survey Seismic, peralatan yang biasa digunakan peneliti untuk mengidentifikasi ada atau tidaknya ladang minyak, gas atau sumber daya alam bawah laut yang lainnya.
Peralatan tersebut berbentuk perahu kecil dilengkapi sensor aptomar dan menggunakan kombinasi teknologi inframerah dengan sensor rendah. Alat tersebut ditenagai cahaya matahari (solar cell).
"Dugaan sementara, peralatan itu merupakan bagian alat survey seismic yang biasa dipakai tim survei Norwegia atau Australia untuk mengetahui sumber daya gas mineral bawah laut," ujar Ariris.
TNI belum dapat berkomentar lebih jauh soal apakah alat itu termasuk bentuk pencurian data atau tidak. Saat ini, tim Armabar telah menyerahkan peralatan tersebut ke Dinas Penelitian dan Pengemangan Angkatan Laut di Jakarta untuk diteliti.