Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Awalnya Tak Diizinkan Pergi, Isnaeni Kini "Tersandera" 14 Tahun di Arab Saudi

Kompas.com - 05/03/2016, 18:58 WIB
Kontributor Ungaran, Syahrul Munir

Penulis

UNGARAN, KOMPAS.com - Peristiwa Bom Bali pada 12 Oktober 2002 sangat lekat dalam benak Slamet Riyadi (43).

Tepat sehari setelah tragedi itu, sang isteri tercinta, Isnaini yang kala itu masih berusia 19 tahun, pergi mengadu nasib ke Arab Saudi meski usia perkawinan mereka baru seumur jagung.

"Penampungannya di Pondok Gede (Jakarta), jadi saya ditelepon kalau hari itu dia terbang (ke Arab Saudi)," kenang Slamet.

Slamet sebenarnya tidak pernah mengizinkan isterinya bekerja ke luar negeri. Penghasilannya sebagai seorang sopir angkutan umum dirasa cukup untuk menafkahi isterinya.

Apalagi Slamet kala itu sudah memiliki rumah sederhana di kampungnya Dusun Rejosari Kidul, Tuntang, Kabupaten Semarang.

Namun sang mertua terus mendesak agar isterinya bekerja ke luar negeri. Akhinya kondisi itu menjadi dilema bagi Slamet.

Akhirnya dengan berat hati, Slamet mengizinkan isterinya mengadu nasib sebagai pembantu rumah tangga di Arab Saudi. Namun dengan satu syarat, Isnaeni hanya bekerja dua tahun sesuai dengan kontrak kerja.

"Sementara istri saya pernah ngomong, sekalipun nanti majikan saya sebaik malaikat saya tetep pulang lagi dua tahun. Ya kita akhirnya tanam kepercayaan, aku yang di rumah baik- baik saja, yang di sana juga tolong dijaga," ujarnya.

Secarik kertas biodata TKI dari PT Avida Aviaduta, agen penyalur tenaga kerja yang memberangkatkan Isnaini, mencantumkan Isnaeni berangkat pada 13 Oktober 2002 menggunakan pesawat Qatar Airways nomor penerbangan 621 tujuan Arab Saudi.

Dinegeri Petrodollar tersebut, penempatan Isnaini dilakukan Adel Manpower Office dengan sponsor Noval Al Amrie kepada majikan bernama Moh Said Ali Hadhir di Kota Abha.

Kini, genap 14 tahun mantan isterinya itu "disandera" sang majikan hingga tak bisa kembali ke tanah air.

"(Mantan) Istri sebagai tenaga kerja yang terhormat yang menguntungkan negara, saya hanya minta dia dipulangkan dan upahnya dibayarkan komplit," kata Slamet.

Sebelumnya dikabarkan, seorang tenaga kerja wanita (TKW) asal Kabupaten Semarang, Isnaini (33), dilaporkan "disandera" selama 14 tahun oleh majikannya di Arab Saudi.

Bahkan selama bekerja, Isnaini juga tidak menerima gaji sebagaimana mestinya. Orangtua Isnaini yang tinggal di Dusun Rejosari Kidul, Desa Rejosari, Kecamatan Tuntang, berharap pemerintah bisa membantu memulangkan Isnaini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com