Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mitos Gerhana Matahari Menurut Suku Dayak Wehea

Kompas.com - 05/03/2016, 09:51 WIB
Dani Julius Zebua

Penulis

BALIKPAPAN, KOMPAS.com — Dongeng tentang matahari dan bulan diturunkan dari generasi ke generasi di antara keluarga di Suku Dayak Wehea, Kutai Timur, Kalimantan Timur.

Matahari dan bulan tercipta dari antara penyesalan dan kerinduan. Gerhana matahari sebentar lagi melintas di atas Kaltim, membangkitkan kenangan beberapa orangtua akan dongeng para buyut yang sudah lama dilupakan.

Di sebuah pondok sederhana di tengah ladang, hiduplah sepasang suami istri, Dea Pey dan Weluen Long, yang bahagia setelah dikaruniai seorang putri mungil. Dea Pey, suami yang rajin dan pekerja keras. Weluen, istri yang penurut.

Saat itu, musim menanam padi. Dea Pey membersihkan ladang dengan cara menebang pohon dan membakar. Weluen membantu Dea Pey di ladang.

Membersihkan ladang bukan pekerjaan mudah. Dea Pey memutuskan meminta bantuan teman-temannya. Kebetulan, mereka adalah para Emta (berarti nabi dalam bahasa Dayak Wehea).

Sebagai penghormatan atas bantuan para Emta, Dea Pey berharap bisa memberi makan siang yang layak seusai menanam padi. Dea memancing ikan gabus cukup besar di sungai yang dirasa cukup untuk lauk seusai menanam padi. Ia pulang dan meletakkan ikan itu di atas kayu di samping pondok mereka.

Rombongan Emta tiba esok harinya. Dea Pey meminta Weluen tidak ikut turun ke ladang. Ia memerintah Weluen memasak saja di pondok dan menyajikan masakan yang baik untuk para Emta seusai menanam padi. Weluen menuruti keinginan itu.

Menjelang waktu makan siang, Weluen bingung harus memasak apa. Ia tak mempunyai lauk. Dari kejauhan, Weluen bertanya kepada Dea Pey. “Apa lauk bagi sayur yang kita makan siang ini?” tanya Weluen.

“Ikan di atas kayu di samping pondok. Potonglah sebagai lauk bagi sayur kita hari ini,” kata Dea Pey.

Weluen terdiam mendengar jawaban itu. Dalam pendengaran Weluen, Dea mengatakan, potonglah putri semata wayang mereka.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com