Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Petugas Damkar Ditemukan Tewas Tergantung di Pagar Kantor Bupati

Kompas.com - 04/03/2016, 21:18 WIB
Kontributor Medan, Mei Leandha

Penulis

MEDAN, KOMPAS.com - Hasahatan Siagian (42), warga Desa Banuahuta, Kecamatan Sigumpar, Kabupaten Toba Samosir (Tobasa), Sumatera Utara, ditemukan tewas tergantung di pagar besi kantor bupati Toba Samosir, Jumat (4/3/2016) pagi.

Padahal, honorer pemadam kebakaran Kabupaten Tobasa ini sebentar lagi akan diangkat menjadi PNS/ASN karena SK-nya sudah keluar.

Tigor Siagian, teman sekolah dan kawan satu gereja dengan Hasahatan yang pertama kali mendapat kabar dan melihat kondisi korban mengatakan, temannya tergantung di pagar dengan kabel parabola warna hitam.

"Dia terikat di pagar besi, lehernya terikat kabel hitam yang biasa ada di parabola. Jadi memang kesannya seperti bunuh diri, tapi ada kecurigaan kakinya tidak menggantung," kata Tigor yang dikonfirmasi lewat telepon selulernya, Jumat (4/3/2015) malam.

Kapolres Tobasa AKBP Jidin Siagian yang juga dikonfirmasi via seluler membenarkan kematian Hasahatan.

Jidin mengatakan, pihaknya menemukan surat wasiat di kantong baju Hasahatan yang intinya dia tidak sanggup ditinggal mati ibunya, Rosma Boru Pangaribuan yang menjadi korban pembunuhan pada Juli 2015 lalu.

"Ada surat wasiat yang ditulis korban. Isi surat intinya korban sudah tidak kuat lagi menanggung beban semenjak ibunya meninggal. Saya pikir dia sudah tidak memikirkannya lagi. Sebab dia pernah bilang sudah berdamai secara iman dengan pelaku pembunuh ibunya," kata Jidin.

Ditanya apakah ada hubungannya dengan SK pengangkatannya sebagai ASN yang mungkin tidak disukai rekan-rekan kerjanya, Jidin membantah.

"Tidak ada itu, murni bunuh diri. Waktu meninggal ibunya saya turun langsung. Ini anak baik sekali, dia panggil bapak tua sama saya. Dia dulu bilang sudah berdamai dengan pelaku pembunuh ibunya. Makanya saya sempat terkejut dengar kematiannya. Dia sempat nasihatin saya, tapi saya sebagai aparat hukum harus tetap taat hukum dan prosedur," ucapnya.

Sementara itu, Ranto Sibarani, sekretaris Badan Pengurus Kontras Sumut meminta kapolres Tobasa untuk mengusut dan menyelidiki dugaan keterkaitan tewasnya Hasahatan dengan terbunuhnya orangtua korban.

"Orangtua korban dibunuh oleh pelaku yang diduga berjumlah tiga orang, salah satu pelaku sudah divonis 10 tahun penjara," kata Ranto yang ditemui di Medan.

"Ini saya rasa janggal. Karena pembunuhan tersebut patut diduga memenuhi unsur pembunuhan berencana karena pelaku mendatangi rumah korban pada saat itu. Juga harus diperiksa siapa saja yang beruntung dengan meninggalnya korban karena SK beliau sebagai PNS menurut keluarga akan keluar dalam waktu dekat ini,"  lanjut dia.

Menurut Ranto, Kapolres sudah seharusnya menyelidiki semua keterkaitan dugaan tewasnya korban dengan hal-hal tersebut. Jangan sampai Kabupaten Tobasa menjadi daerah yang dipenuhi tindakan kekerasan oleh warga pada masa jabatan Kapolres Jidin Siagian saat ini.

"Melihat posisi korban yang berlipat kaki kanannya, lidah tidak menjulur, patut diduga korban tidak bunuh diri. Kita meminta pihak berwenang melakukan otopsi pada korban dan segera memerikasa siapa saja yang terakhir bertemu dengan korban sebelum tewas," tegasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com