Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Makanan Minim, Kera Gunung Tidar Kerap Rebut Jajanan Pengunjung

Kompas.com - 29/02/2016, 16:55 WIB
Kontributor Magelang, Ika Fitriana

Penulis

MAGELANG, KOMPAS.com — Ratusan kera yang hidup di kawasan Gunung Tidar, Kota Magelang, sudah terbiasa makan makanan ringan (snack) milik manusia.

Hal tersebut disebabkan minimnya pohon buah-buahan maupun biji-bijian yang ada di gunung setinggi 1.650 kaki itu.

Kepala UPTD Gunung Tidar Magelang Widodo mengaku kesulitan menyediakan makanan bagi ratusan binatang primata tersebut. Buah-buahan maupun biji-bijian yang tumbuh di Gunung Tidar belakangan semakin berkurang.

"Mereka kadang suka minta, kadang merebut jajanan (makanan pengunjung) sebab buah-buahan yang ada di Gunung Tidar terbatas," kata Widodo, Senin (29/2/2016).

Kebiasaan makan snack tersebut juga disebabkan kebiasaan pengunjung yang sering memberikan makanan yang sebetulnya bukan peruntukannya, misalnya roti, makanan ringan, kerupuk, dan sebagainya.

Widodo mengatakan, pihaknya belum berupaya menegur pengunjung yang memberikan makanan kepada para kera tersebut. Pihaknya hanya mengimbau pengunjung supaya tidak menenteng makanan, tetapi sebaiknya memasukkannya ke tas.

Tidak jarang pula beberapa kera jenis ekor panjang itu turun ke kaki areal parkir Gunung Tidar, lalu mengambil makanan yang dijual oleh warga.

"Tetapi, sejauh ini mereka masih jinak, hanya merebut bawaan pengunjung, tidak sampai melukai kok," ungkapnya.

Widodo menyebut, tingkat reproduksi kera cepat sekali sehingga menyebabkan kelebihan populasi.

Ada lebih dari 300 ekor kera hidup di kawasan ini. Namun, Widodo mengaku sudah melakukan berbagai upaya untuk menyediakan makanan "alami", seperti sayuran dan buah-buahan hasil sortiran dari pedagang di pasar tradisional maupun modern di Magelang dan Temanggung.

"Kami biasanya ambil buncis, sawi, kol, dari pedagang atau petani di pasar. Biasanya, sayuran dan buah-buahan yang tidak laku dijual," kata dia.

Belum lama ini, Widodo bersama beberapa pihak juga melakukan aksi tanam bibit pohon buah-buahan seperti jambu, jambu air, dan salak sebagai upaya untuk persediaan makanan mereka dan konservasi hutan.

Angel Bertus Laksmana Satri, Kasi Diklat Garda Rescue Magelang, juga mengaku prihatin dengan kondisi kera tersebut. Ia pernah melakukan aksi penanaman 1.110 pohon gayam dan buah-buahan di gunung yang dikenal dengan Pakuning Tanah Jawa (pusatnya Pulau Jawa) itu.

"Kami berharap kera-kera itu bisa kembali memakan buah-buahan seperti aslinya," ujarnya.

Dia berpendapat, kera-kera tersebut juga perlu dibuatkan rumah-rumahan pohon sebagai tempat berlindung, sedangkan makanan kera bisa dikatrol ke atas yang merupakan habitat aslinya.

"Biar mereka makan di atas pohon. Monyet itu kalau enggak kelaparan, mereka enggak akan turun karena monyet itu habitatnya di atas," ucapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com