Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kala Lulusan Terbaik Memilih Mengajar Anak-anak Desa di Pinggiran

Kompas.com - 24/02/2016, 09:59 WIB
Kontributor Banyuwangi, Ira Rachmawati

Penulis

BANYUWANGI, KOMPAS.com - Nur Latifatul Jannah tak menyangka, pengalamannya menjadi salah satu pengajar muda dalam Program Banyuwangi Mengajar akan sangat berkesan.

Dari pengalamannya mengajar di Desa Watu Kebo yang berada di kawasan Perkebunan Pasewaran, Wongsorejo Banyuwangi, dia juga banyak belajar.

Selain mengajar di sekolah, gadis berhijab tersebut juga mengajar ngaji serta membuka bimbingan belajar untuk anak-anak di kampung secara gratis.

"Ini adalah pengalaman yang luar biasa. Bisa berada bersama anak-anak dan warga sini," ungkapnya, Selasa (22/2/2015).

Latifah merupakan wisudawan terbaik IAIN Jember 2015 dengan IPK 3,98 dari Program Banyuwangi Cerdas, sebuah program beasiswa dari Pemerintah Kabupaten Banyuwangi yang membiayai anak-anak muda untuk berkuliah.

Dia bercerita, mengajar di daerah pinggiran membuat dia harus kreatif untuk memanfaatkan apa yang ada di sekitarnya. Dia juga mengaku sering mengajak muridnya untuk belajar di luar kelas.

Latifah mencontohkan, untuk pelajaran berhitung dia akan memanfaatkan daun-daun sebagai media belajar. Sehari-hari, perempuan kelahiran Banyuwangi 17 Juli 1993 tersebut tinggal bersama warga sekitar.

"Di sini enggak ada sinyal internet karena memang lokasinya terpencil padahal butuh sekali untuk cari informasi. Jadi ya pinter-pinteran kita saja di sini untuk mengajar anak-anak," ungkapnya.

Sementara itu, untuk mengetahui perkembangan informasi yang ada di luar, dia melihat dari televisi.

"Masih beruntung ada televisi walaupun yang nyambung hanya 3 saluran," ungkapnya sambil tertawa.

Sekolah pinggiran

Program Banyuwangi Mengajar digelar oleh Kabupaten Banyuwangi sejak 2014 untuk menyisir sekolah-sekolah pinggiran dengan mengajak lulusan perguruan tinggi berpartisipasi.

Saat ini, sudah ada 50 pengajar muda yang tersebar di pelosok Kabupaten Banyuwangi.

"Banyuwangi Mengajar adalah salah satu solusi untuk memenuhi kurangnya tenaga pengajar khususnya di pinggiran. Mereka adalah anak-anak muda yang masih mempunyai idealisme tinggi. Masih fresh. Bukan hanya mengajar tapi juga menggerakkan masyarakat di sekitar. Kami bebaskan mereka untuk berkreasi," ujar Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas, Rabu (24/2/2016).

Pengajar Muda yang mengikuti program Banyuwangi Mengajar mayoritas adalah mahasiswa asal Kabupaten Banyuwangi yang baru saja lulus dari semua disipin keilmuan.

"Kami prioritaskan mereka berasal dari Banyuwangi dan tahun ini rencananya akan merekrut 20 pengajar muda secara terbuka. Siapa saja boleh ikut tapi ya harus lolos seleksi," ungkap Anas.

Para pengajar ini diberikan insentif senilai Rp 2 juta per bulan dan akan diperpanjang kontraknya setiap 2 tahun sekali.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com