Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dubes Inggris Seharian "Blusukan" ke Industri Mebel Jepara

Kompas.com - 24/02/2016, 05:47 WIB
Kontributor Semarang, Nazar Nurdin

Penulis

JEPARA, KOMPAS.com - Duta Besar Inggris untuk Indonesia Muazzam Malik mengemukakan alasannya seharian mengunjungi industri mebel di Kabupaten Jepara, Jawa Tengah, Selasa (23/2/2016).

Kedatangannya di kota ukir tersebut, selain untuk memastikan industri mebel yang dikirim ke Inggris bersumber dari barang yang legal, juga mendengar keluhan dan masukan para perajin dan pengusaha kayu.

"Kunjungan ke Jepara ini sebenarnya untuk mengecek, apakah ada hambatan dalam proses perizinan, ternyata tidak. SVLK dengan program untuk pengusaha kecil bisa dan mencukupi persyaratan," kata Muazzam, seusai melihat aneka proses industri kayu, Selasa sore tadi.

Pihak Kedubes Inggris sendiri mendatangi empat lokasi berbeda terkait industri kayu. Ia pertama kali diperlihatkan pada industri pusat penjualan kayu, kemudian penggergajian kayu, pembuatan mebel dan furnitur serta tempat finishing mebel.

Semua yang didatangi telah mengantongi Sistem Verifikasi dan Legalitas Kayu (SVLK).

Setelah mengunjungi empat lokasi tersebut, Muazzam kemudian berkesimpulan bahwa program legalitas kayu yang telah dilakukan di kalangan industri sudah sangat baik untuk menjaga sumber daya alam.

Indonesia juga berhasil menciptakan sistem tersendiri, namun diterima di kalangan internasional.

"Saya pikir program SVLK ini telah berjalan baik. Ada banyak pengalaman, dan sebagai pilot project untuk menyesuaikan persyaratan di Eropa, dan ini nyata ada di Indonesia," tambah dia.

Dia pun berkeyakinan bahwa perekonomian Indonesia akan lebih meningkat dengan penggunaan dokumen legal. Selain bisa diterima di negara-negara dunia, juga berdampak pada penerimaan pendapatan negara.

"SVLK itu harus diterapkan secara full, bagi saya itu yang diperlukan untuk negara ini. Kesepakatan antara Indonesia dan Eropa juga ada," tambah dia.

Kendati demikian, Muazzam juga mendengar ada kebijakan antar-kementerian yang tumpang tindih soal tata kelola kayu. Akhirnya, ia menyarankan pemerintah untuk bisa bersikap secara lebih baik.

Menurut Dubes, standar SVLK dibuat agar industri bisa masuk ke pasar internasional. Program tersebut dinilai bagus dan bermanfaat bagi perekonomian.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com