Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Aryanto Misel, Pembuat Formula Antiapi dari Kulit Singkong

Kompas.com - 13/02/2016, 07:00 WIB
Abdullah Fikri Ashri

Penulis

CIREBON, KOMPAS.com - Saat pemerintah pusing mencari solusi kebakaran hutan di Tanah Air, diam-diam sejak satu dekade lalu, Aryanto Misel (60) telah menemukan cara sederhana mengurangi bencana kemanusiaan itu.

Bermodalkan kulit singkong plus sentuhan inovasi, pemegang ijazah Sekolah Menengah Atas ini mencoba menjadi bagian kecil dari solusi masalah menahun tersebut.

Aryanto tiba-tiba mengambil gas portabel ketika menerima tamu, di kediamannya, di Kecamatan Lemahabang, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, awal Januari lalu. Papan berukuran 30 sentimeter (cm) x 5 cm juga digenggamnya. Belum ada penjelasan tentang itu.

Api super panas berwarna biru dari gas portable sontak ia semburkan ke papan yang ada di tangan kanannya. Para tamu semakin kaget.

Ajaib, papan berukuran 30 sentimeter (cm) x 5 cm itu tak terbakar. Aryanto lalu mengulanginya selama beberapa menit. Semburan api tanpa jarak itu sama sekali tak melumat papan.

Api tak hinggap, apalagi menembus papan. Hanya bekas hitam yang tersisa di permukaan papan. Saat disentuh, terasa hangat.

Aroma aneh tercium, seperti sebuah minyak pelumas kendaraan bermotor. “Ini Ko Hi HPA, minyak antiapi,” ucap Aryanto diikuti batuk.

Dalam bahasa Jepang, lanjutnya, Ko Hi dapat diartikan antirambat api. Adapun HPA akronim dari hasil penamaan yang diberikan Aryanto sendiri.

Suaranya masih serak saat ditemui. Itu “oleh-oleh” setelah diserang kepulan asap dari kebakaran hutan di Kalimantan Timur, November 2015 lalu.

Ketika itu, api setinggi dua meter berada sekitar 300 meter di hadapannya. “Ini saatnya membuktikan ramuan kulit singkong,” bisik Aryanto dalam hati.

Sekat bakar lalu dibuat. Ilalang, ranting pohon, dan rerumputan ditumpuk memanjang membentuk garis batas mengelilingi areal kebakaran. Namun, sekat bakar belum mampu menghalau si jago merah kala angin kencang.

Aryanto lalu menyemburkan cairan anti api yang ia buat sendiri di sekat bakar. Alhasil, hanya sedikit sekat bakar yang dilahap api. Kebakaran pun tak menjalar lebih luas.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com