Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Enam Orangutan Korban Perdagangan Ilegal Pulang ke "Kampung Halaman"

Kompas.com - 10/02/2016, 20:30 WIB
Kontributor Balikpapan, Dani J

Penulis

BALIKPAPAN, KOMPAS.com - Enam orangutan korban perdagangan gelap internasional akhirnya kembali ke tanah kelahiran mereka di Pulau Kalimantan, Rabu (10/2/2016).

Keenam orangutan itu Moza dan Junior, yang berusia kurang dari tiga tahun. Kemudian ada si Sampit (12) dengan Sawadee (3) anaknya.

Satu lagi adalah Warna berusia 7 tahun, dengan bayinya yang baru berusia 2,5 tahun bernama Malee.

Borneo Orangutan Survival (BOS) Foundation sukses membawa pulang keenam orangutan itu dari Kuwait dan Thailand.

Keenamnya akan menjalani rehabilitasi di pusat reintroduksi orangutan di Nyaru Menteng, Kalimantan Tengah.

"Rehabilitasi di tempat kami dulu sebelum dilepasliarkan," kata juru bicara BOSF, Nico Hermanu.

Nico menambahkan, "Mereka yang pernah berinteraksi lama dengan manusia memang harus direhabilitasi.”

Keenam orangutan itu diyakini jadi korban pedagangan gelap antar negara. Aksi ini sudah berlangsung lama.

Moza yang didatangkan langsung dari Kuwai dan tiba di Bandara Soekarno Hatta, pada pertengahan 2015.

Junior yang seusia dengan Moza justru lebih beruntung. Junior dicegah di Bandara Udara Soekarno Hatta, saat hendak diterbangkan ke Kuwait pada Januari 2015.

"Sedangkan empat orangutan lain diambil dari Thailand,” kata Nico.

Keempatnya bersama belasan orangutan lain yang juga diambil dari Thailand, sempat dititipkan di fasilitas karantina di Taman Safari.

Moza dkk tiba dengan empat kandang lewat pesawat Sriwijaya Air pukul 10.00 di Bandara SAMS Sepinggan di Balikpapan, Kaltim.

Mereka langsung disambut tim BOSF Nyaru Menteng dengan personel cukup lengkap, mulai dari BKSDA Kalteng, logistik hingga dua dokter hewan.

Empat kandang itu langsung dipindah ke tiga mobil 4x4, termasuk milik BOSF maupun BKSDA Kalteng.

Tim itu kemudian menempuh 14 jam perjalanan darat menuju Nyaru Menteng. Sepanjang perjalanan tim terus memantau tingkat stress orangutan.

Bahkan tim ini harus berhenti tiap dua jam sekali untuk memberi kesempatan orangutan istirahat, makan, dan minum cukup.

Orangutan ini akan bergabung dengan 483 orangutan yang sedang melakukan rehabilitasi di sana. Mereka memerlukan 6 hingga 7 tahun masa rehabilitasi. Sedangkan bayi orangutan memerlukan masa rehabilitasi hingga umurnya 12 tahun.

(K71-12)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com