Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kunjungan Burung Maleo di Situs Peneluran Hungayono Meningkat

Kompas.com - 09/02/2016, 21:49 WIB
Kontributor Gorontalo, Rosyid A Azhar

Penulis

GORONTALO, KOMPAS.com - Kunjungan burung maleo (Macrocephalon Maleo) semakin meningkat  ke kawasan peneluran Hungayono di Taman Nasional Bogani Nani Wartabone Provinsi Gorontalo.

Data  pengamatan burung maleo yang dilakukan Wildlife Conservation Society (WCS) selama tiga tahun terakhir menunjukkan peningkatan kunjungan pasangan burung maleo dewasa, jumlah telur yang ditemukan dan anak yang dilepasliarkan.

Pada 2013, kunjungan maleo dewasa mencapai 423 pasang, setahun kemudian meningkat jadi 499 pasang dan hingga November tahun lalu mencapai 984 pasang.

Jumlah telur juga terus meningkat. Pada 2013 ditemukan sebanyak 353 butir, pada 2014 meningkat menjadi 540 butir dan tahun lalu bertambah cukup drastis menjadi 1.073 butir.

Anakan maleo yang dilepas dari hatchery pada 2014 sebanyak 217 ekor, 2014 sebanyak 313 ekor dan tahun lalu meningkatkan signifikan menjadi 662 ekor.

Peningkatan kunjungan, temuan telur dan penlepasliaran anakan maleo yang meningkatkan ini disebabkan semakin membaiknya perlindungan di dalam kawasan.

WCS menempatkan dua orang staf lokal dan seorang jagawana. Pada tahun-tahun sebelumnya, kawasan seluas enam hektar ini hanya dilayani satu orang staf lokal.

“Kami hanya melindungi nesting ground saja agar aman dari predator alam dan pencurian telur” kata Iwan Hunowu, Northern Sulawesi Landscape Manager WCS Indonesian Program, Selasa (9/2/2016).

Iwan menjelaskan, ancaman terbesar di Hungayono ini adalah perburuan telur oleh orang yang tidak bertanggung jawab.

Mereka mengambil sebanyak yang bisa dibawa. Ini berbeda dengan predator alami seperti biawak.

Staf lokal yang direkrut WCS  dalam kawasan konservasi ini adalah warga desa setempat yang memiliki pengetahuan memadai, terutama untuk menjaga kawasan peneluran.

Diakui Iwan, tenaga lokal yang dulu hanya satu orang tidak cukup memadai untuk mengawasi area seluas enam hektar. Penambahan petugas pengawas tahun lalu menunjukkan pengaruh yang signifikan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com