Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 07/02/2016, 20:34 WIB
Kontributor Semarang, Nazar Nurdin

Penulis

SEMARANG, KOMPAS.com – Sejumlah olah masakan yang dihidangkan dalam porkfestival atau festival masakan babi di Kota Semarang, Jawa Tengah, ludes diserbu pengunjung dalam waktu yang relatif singkat.

Ribuan orang setiap hari datang untuk menyantap olahan makanan tersebut. Festival itu digelar untuk menyambut hari Imlek, meski sempat ada protes dari sekelompok masyarakat.

“Baru dua jam biasanya sudah habis. Satu stand biasanya menyediakan 150-200 porsi, langsung habis cepat,” kata Ketua Komunitas Kuliner Semarang, Firdaus Adi Negoro, saat dihubungi, Minggu (7/2/2016).

Menurut Firdaus, ada 20 stand pedagang olahan masakan babi yang berjualan. Harga yang dipatok dari tiap porsi makanan tidak terlampau mahal, yakni mulai Rp 20.000-an per porsi.

Ia melanjutkan, para pedagang yang berjualan di stand, rata-rata tidak mempunyai toko atau restoran. Ketika ada kegiatan, barulah para pedagang ini mulai bermunculan.

“Mereka berjualan ketika ada yang pesan. Itu di stand kami ada sekitar 60 persen, 40 persen sisanya punya restoran,” tambah Firdaus.

Panitia sengaja membuat festival dengan target pengunjung yang terbatas, atau untuk kalangan intern.

Hal tersebut tidak lepas dari upaya menghormati perbedaan yang ada, sehingga tidak diumumkan secara publik.

Kendati untuk kalangan tertentu, panitia tetap meminta izin dari kepolisian terkait penyelenggaraan kegiatan yang digelar sejak Kamis (04/02/2016) hingga Senin (08/02/2016). (baca: Festival Babi Diprotes, Panitia Klaim Sudah Izin Polisi).

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Kisah Pengojek Indonesia dan Malaysia di Tapal Batas, Berbagi Rezeki di 'Rumah' yang Sama...

Kisah Pengojek Indonesia dan Malaysia di Tapal Batas, Berbagi Rezeki di "Rumah" yang Sama...

Regional
Menara Pengintai Khas Dayak Bidayuh Jadi Daya Tarik PLBN Jagoi Babang

Menara Pengintai Khas Dayak Bidayuh Jadi Daya Tarik PLBN Jagoi Babang

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com