Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penderita DBD Melonjak, Dinas Kesehatan Terpaksa Lakukan "Fogging"

Kompas.com - 05/02/2016, 19:02 WIB
Kontributor Ungaran, Syahrul Munir

Penulis

UNGARAN, KOMPAS.com - Menyusul melonjaknya jumlah penderita Demam Berdarah Dengue (DBD), Dinas Kesehatan Kabupaten Semarang dalam sepekan terakhir mulai kewalahan melayani permintaan fogging di sejumlah wilayah.

Fogging atau pengasapan bertujuan untuk untuk membunuh nyamuk dewasa, sehingga dapat memotong siklus penyebaran DBD.

Di wilayah Ungaran, Jumat (5/2/2016) petugas Bidang Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit (P2P) melakukan pengasapan di Desa Leyangan dan Kelurahan Bandarjo.

Pengasapan dilakukan setelah muncul laporan atau permintaan dari Puskesmas setempat setelah ada warga yang positif menderita DBD.

Tak hanya di dalam rumah, fogging juga dilakukan di pekarangan dan kebun warga. Sejumlah saluran air yang diduga menjadi sarang nyamuk juga tak luput dari pengasapan.

"Di lingkungan kami khususnya RT 6 RW 8 Siwakul sebelumnya ada lima warga yang terkena DBD, empat di antaranya adalah anak-anak. Takut menulari lainnya, pak RT mengajukan permohonan fogging," ungkap Supriyatin, Bidan yang bertugas di Siwakul.

Meski penderita DBD hanya terkonsentrasi di wilayah RT 6 RW 8, petugas tidak hanya melakukan fogging di tempat tersebut.

Pengasapan dilakukan hampir di semua wilayah Kelurahan Siwakul. Warga berharap, setelah dilakukan fogging mereka lebih tenang dalam beraktivitas, terutama bagi anak-anak yang kerap bermain di luar rumah.

Penyebaran DBD diyakini berkaitan erat dengan faktor kebersihan lingkungan. Di Lingkungan Siwakul misalnya, program pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dengan cara menguras, menutup dan mengubur mulai jarang dilakukan.

Padahal di kawasan ini, para ibu dari masing-masing RT sudah mendapatkan pelatihan menjadi jumantik (juru pemantau jentik) dari Puskesmas setempat.

"Dulu sudah digalakkan, ada jumantik yang laporannya berkala tiap bulan. Dengan kejadian ini kami akan aktifkan lagi," imbuh Supriyatin.

Senada, Heru warga Siwakul mengakui di lingkungannya kerap dilakukan fogging. Artinya, di lingkungan ini sering terdapat kasus warga yang terkena DBD. Heru tak yakin fogging efektif memberantas nyamuk.

"Seingat saya sering ya tempat kita di-fogging? sering ada ada yang kena (DB) disini," kata Heru.

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan dr Gunadi mengatakan, pihaknya sebenarnya sudah berupaya tidak melakukan pengasapan untuk membasmi nyamuk.

Kecuali memang dalam keadaan luar biasa yakni sudah terdapat warga yang positif menderita DB atau Chikungunya.

"Kalau di-fogging terus menerus bisa berbahaya, sebab fogging itu menggunakan insektisida. Sehingga dapat meracuni masyakarakat," kata Gunadi.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com