Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kenapa Jakarta-Bandung Jadi Jalur Pertama Proyek Kereta Cepat?

Kompas.com - 03/02/2016, 12:34 WIB
Kontributor Bandung, Dendi Ramdhani

Penulis

BANDUNG, KOMPAS.com — Meski mengundang pro dan kontra, Wali Kota Bandung Ridwan Kamil mendukung Presiden Joko Widodo untuk melanjutkan proyek kereta cepat.

Hal itu dikatakan Ridwan Kamil di Pendopo Kota Bandung, Jalan Dalem Kaum, Rabu (3/2/2016). Menurut dia, dinamika selalu ada dalam setiap pembangunan besar.

"Di mana ada hal baru, selalu ada dinamika. Kita lihat busway, dulu didemo-demo saya masih ingat. Saya hafal orang intelektual yang mendemo. Setelah busway-nya lancar, jadi manfaat, diam kan," kata Emil, sapaan akrab Ridwan Kamil.

Emil juga menceritakan, penolakan juga terjadi saat pembangunan jalan layang Pasupati. "Pas pelaksanaannya ditolak sama LSM, sudah jadi, dinikmati. Kereta cepat juga mengalami hal yang sama," kata dia.

"Saya tidak mempermasalahkan. Orang berhak atas opininya mau positif, mau negatif, yang penting keputusan ada di pengambil keputusan," ucap dia.

"Jadi, kuncinya ada di Pak Presiden. Kalau kata Pak Presiden jalan, ya saya sebagai bawahan mengamankan. Jadi, saya tidak mempermasalahkan pro-kontranya karena urusan teknologi baru selalu ada pro dan kontra," lanjut Emil lagi.

Di dunia maya, Emil mengaku sering beradu argumen dengan warga perihal urgensi pembangunan kereta cepat.

"Saya sudah bilang, kereta cepat bukan mempercepat orang Jakarta ke Bandung, melainkan melahirkan pertumbuhan ekonomi baru, yaitu di Karawang dan Walini," ungkapnya.

"Kalau tidak ada kereta cepat, Karawang dan Walini juga tidak akan ada pembenarannya," kata dia.

Emil juga membeberkan mengapa Jakarta-Bandung menjadi jalur pertama proyek kereta cepat.

Menurut dia, dari hasil studi, jalur Jakarta-Bandung paling layak secara perhitungan bisnis. "Kenapa memprioritaskan Jakarta-Bandung bukan jembatan yang roboh? Ini kan business to business. Kalau duitnya pakai APBN, bolehlah digugat. Begitu logikanya. Ini kan duit sendiri," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com