Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BNN Duga Jaringan Pakistan yang Ditangkap di Jepara Beroperasi Sejak 2012

Kompas.com - 29/01/2016, 01:39 WIB

JEPARA, KOMPAS.com - Badan Narkotika Nasional (BNN) Pusat menduga sindikat narkoba jaringan Pakistan yang ditangkap di Kabupaten Jepara, Jawa Tengah, telah beroperasi mengedarkan sabu-sabu di Indonesia sejak 2012.

"Berdasarkan buku catatan sindikat narkoba jaringan Pakistan yang diamankan dari gudang yang ada di Desa Pekalongan, Kecamatan Batealit, Kabupaten Jepara, disebutkan bahwa transaksi narkoba dimulai sejak tahun 2012," kata Kepala BNN Komjen Budi Waseso di Jepara, Kamis (28/1/2016), seperti dikutip Antara.

Selama beberapa tahun beroperasi, kata dia, tercatat berulang kali melakukan transaksi. Sekali bertransaksi, nilainya ada yang mencapai 40.000 Dollar Amerika Serikat.

Terkait dengan hal itu, kata dia, akan didalami guna memastikan kebenaran dari buku catatan tersebut, termasuk peredarannya. (baca: Budi Waseso: Ancamannya Hukuman Mati)

Untuk mengungkap sindikat narkoba jaringan Pakistan, kata Budi Waseso, dibutuhkan kesabaran. Penelusurannya dimulai sejak enam bulan lalu.

Selain mendapatkan informasi soal dimulainya transaksi narkoba, BNN juga mendalami aktivitas salah satu tersangka asal Indonesia yang berulang kali pergi ke Vietnam.

"Salah satu tersangkanya memang sering pergi ke Vietnam, sehingga jaringan mereka bisa disebut sindikat aktif," ujarnya.

Berbagai barang bukti yang diamankan, katanya, akan didalami dan ditelisik.

BNN juga menjalin kerja sama dengan Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) untuk menelisik aliran dana jaringan narkoba tersebut.

Terkait dengan pendanaannya, kata dia, sudah diselidiki semuanya dan BNN sudah mengantongi informasinya.

BNN mengamankan 149 generator set yang sebagian genset terdapat sabu-sabu di dalamnya. Dari 49 genset yang dibongkar, terdapat 100 kilogram sabu-sabu. (baca: Gudang Digerebek, 100 Kg Sabu Ditemukan di "Sparepart" Genset)

Petugas BNN juga mengamankan delapan tersangka, empat di antaranya warga Pakistan dan selebihnya warga Indonesia.

Untuk memperlancar aksinya di Tanah Air, jaringan Pakistan tersebut memang memanfaatkan warga Indonesia, termasuk pelaku dari Pakistan juga menikahi warga pribumi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Antara
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com