Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Hai Lihatlah Matahari Sembunyikan Dirinya, Matahari Ditelan Bulan..."

Kompas.com - 27/01/2016, 20:00 WIB
Erna Dwi Lidiawati

Penulis

PALU, KOMPAS.com — "Lee... lee... lee, eo nempevayo, kamai siliki miu... riva poromo kamiu, siliku miu eo nisaba nuvula."

Kalimat di atas merupakan seruan atau ajakan warga dari Suku Kaili, suku asli di Sulawesi Tengah yang artinya "Hai lihatlah semua, matahari menyembunyikan dirinya... Hai semua, lihatlah, matahari ditelan bulan".

Sambil memukul kudode, seorang to polele atau orang yang menyampaikan pengumuman berteriak memanggil warganya untuk berkumpul.

Kudode terbuat dari bambu dan dilubangi bagian tengahnya. Kudode dipukul hingga menghasilkan bunyi. Secara umum, kudode ini sama dengan keuntungan yang biasa dipasang di poskamling.

Setelah warga berkumpul, to polele menyampaikan pesannya. Ini misalnya saat adanya peristiwa alam gerhana matahari. Dalam pengumuman tersebut, warga diminta untuk memukul lesung atau alat penumbuk padi.

Menurut Ketua Front Pemuda Kaili Sulawesi Tengah, Dasmin Lamasiara (48), tujuan dari memukul-mukul lesung itu adalah untuk melenyapkan kegelapan yang tiba-tiba terjadi karena gerhana matahari.

"Kebiasaan ini sudah terjadi turun-temurun sejak dari orangtua kita dulu," kata Dasmin, Rabu (27/1/2016).

Dia mengatakan, kebiasaan to atau orang Kaili ini kembali akan dilakukan pada 9 Maret 2016 mendatang saat fenomena alam gerhana matahari total (GMT) terjadi. Beberapa kecamatan di Kota Palu, antara lain Mamboro, Tawaeli, dan Tondo, dipastikan akan menggelar ritual ini.

Meski demikian, dia mengatakan bahwa ritual ini tidak bertujuan untuk menyekutukan Tuhan.

"Ritual ini tidak ada dalam bentuk penyembahan, tetapi mereka cukup meyakini bahwa kegiatan ritual yang tidak dalam hal menyekutukan Tuhan, tetapi dalam bentuk doa, untuk melenyapkan kegelapan," ungkapnya.

Ritual ini sengaja dilestarikan oleh masyarakat Suku Kaili agar tidak hilang termakan zaman.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com