Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PPN Daging Sapi Naik, Pedagang Keluhkan Sepinya Pembeli

Kompas.com - 26/01/2016, 22:36 WIB
Kontributor Ungaran, Syahrul Munir

Penulis

UNGARAN, KOMPAS.com — Pasca-penetapan kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) untuk daging sapi beku, harga daging sapi di pasaran beranjak naik.

Kenaikan harga salah satunya terjadi di Pasar Bandarjo, Ungaran, Kabupaten Semarang. Harga daging sapi di pasar ini mencapai Rp 105.000 per kilogram atau naik Rp 5.000 hingga Rp 7.000 per kilogram dibanding pekan lalu.

Akibatnya, konsumen kini cenderung beralih ke barang subtitusi, seperti telur atau daging ayam, serta sayur-mayur.

Seorang pembeli, Sutar (38), warga Ungaran Barat, mengatakan, intensitas pembelian daging untuk keperluan usaha warung nasinya mulai dikurangi sejak harga daging sapi naik.

"Sekarang, seminggu hanya tiga kali beli. Itu pun tidak banyak. Saya memilih menyajikan menu baru. Pasalnya, tidak mungkin kan menaikkan harga makanan, seperti rawon atau rendang," ungkap Sutar, Selasa (26/1/2016).

Para pedagang daging sapi mengatakan, permintaan konsumen mulai menurun. Santoso, salah seorang pedagang, mengeluhkan sepinya pembeli dalam beberapa hari terakhir ini.

"Pembelinya ya berkurang karena harganya tinggi. Stok sapi sekarang sudah enggak ada, di kandang paling masih lima. Kalau dulu ada puluhan," kata Santoso.

Pedagang lainnya, Indah (44), memilih bertahan berjualan sampai sore untuk melayani pelanggan, penjual makanan, dan warga yang akan mengadakan hajatan.

"Turun dan naiknya harga BBM saya pikir tidak berpengaruh pada harga daging. Dugaan kami ya karena imbas pemberlakuan pajak untuk sapi potong," ucapnya.

Indah berharap, pemerintah segera mengendalikan harga daging sapi agar kondisi harga di pasar kembali normal sehingga pedagang tidak merugi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com