Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Mr Nanang", Penjual Cincau yang Jago Bahasa Asing

Kompas.com - 26/01/2016, 07:00 WIB
Kontributor Bogor, Ramdhan Triyadi Bempah

Penulis

BOGOR, KOMPAS.com - Memasuki usia 50-an, Nanang Sukandar tetap setia berjualan es cincau kelapa muda sejak tiga tahun belakangan ini.

Setiap harinya, pria yang disapa Mr Nanang ini berjualan es cincau kelapa muda di Jalan Pajajaran, Bogor Timur, Kota Bogor, sejak pagi hingga sore hari.

Meski sehari-hari berjualan cincau, Nanang mahir berbahasa asing. Terbukti, empat bahasa asing mampu dikuasainya dengan lancar, seperti bahasa Inggris, Jerman, Spanyol, dan Belanda. Oleh karena itulah dia disebut Mr Nanang.

Awal kecintaannya terhadap bahasa asing diawali semenjak masih duduk di bangku sekolah. Nanang bercerita, berbekal buku-buku berbahasa asing yang dibacanya, dirinya mulai tertarik mempelajari bahasa asing tersebut.

"Waktu sekolah, saya suka baca buku-buku berbahasa asing. Disitu kemudian saya mulai tertarik. Enggak ikut-ikut les bahasa, modalnya cuma baca buku," ucap Nanang saat ditemui, Senin (25/1/2016).

Meskipun hanya lulusan STM dan berjualan cincau, Nanang tidak merasa minder sedikit pun. Justru dengan kemampuannya berbahasa asing, dagangannya jadi laris manis.

"Yang datang beli cincau bukan hanya orang Bogor saja, ada yang dari Bandung, Cianjur, dan Jakarta. Bahkan, ada orang dari Bali sengaja datang ke sini untuk ketemu dengan saya," kata Nanang.

Sebelum berdagang es cincau, Nanang sempat melakoni profesi sebagai tour guide di sejumlah wilayah di Indonesia. Berbagai pelosok Nusantara sempat dijajakinya kala itu.

"Maklum, masih berjiwa muda jadi suka berpetualang. Ke Bali, Yogya, Raja Ampat (Papua), Aceh," tuturnya.

"Lulus STM, saya mulai jadi guide untuk para wisatawan. Memang waktu itu enggak ada rencana mau lanjut ke perguruan tinggi," tambah dia.

Namun, kendala yang dihadapi Nanang adalah tidak adanya lawan bicara (sparing partner) dalam berbicara bahasa asing. Dia mengaku kesulitan mencari lawan bicara, hanya segelintir orang saja yang bisa.

"Jangankan untuk ngobrol bahasa Jerman, Spanyol, atau Belanda, bicara bahasa Inggris saja jarang ada yang mau," papar dia.

"I learn everything"

Bagi Nanang, pandai berbahasa asing bukan untuk pamer atau sok kebarat-baratan. Ia percaya, dengan bahasa kita bisa saling mengenal satu sama lain.

"I learn everything. Itulah prinsip hidup saya," ujar Nanang. 

Bukan tanpa kendala berjualan di pinggir jalan. Nanang pun harus rela kucing-kucingan dengan petugas Satpol PP saat berjualan es cincau. Jika Satpol PP sedang melakukan razia pedagang, maka dia pun harus buru-buru berhenti jualan dan segera kabur.

"Saya sadar kalau hukum dan peraturan di atas segalanya. Saya akui sudah melanggar itu. Kalau tidak boleh dagang disini, ya saya akan cari tempat lain," ungkap dia.

Nanang pun berkeinginan mempunyai tempat kedai makanan sendiri, sehingga tak harus dibebani dengan masalah-masalah.

"Eggak usah mengkhayal terlalu besar, cukup punya toko makanan sendiri. Jadi bisa jual makanan sekaligus jual cincau juga," kata dia.

"Kalau punya tempat dagang sendiri kan, enggak harus kabur-kaburan lagi kalau ada Satpol PP. Yah, tapi lagi-lagi modal jadi hambatan. Saya harap pemerintah bisa bantu ngasih modal untuk usaha itu," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com