Saat kejadian, Aidil sedang berada di sebuah speed boat bersama sejumlah orang yang diduga membawa barang selundupan.
Ricky, saudara korban, mengatakan, Aidil sehari-hari ikut bongkar muat barang di tengah laut untuk menambah penghasilan.
Lokasi kerja Aidil biasanya berada di perairan Kuala Bagan Asahan, Kecamatan Tanjungbalai Asahan, Kabupaten Asahan.
"Ikut bongkar muat dia, barang bal berisikan kain di tengah laut. Biasanya, dia menarik becak motor," kata Ricky saat ditemui di ruang forensik RSUD dr Djasamen Saragih, Kota Pematangsiantar, Jumat sore.
Namun, Ricky mengaku kurang tahu persis kronologi kejadian dan dia membantah istri Aidil terluka karena terserempet peluru.
Sementara itu, Kanit Reskrim Polsek Sei Kepayang, Kabupaten Asahan, Iptu Sabran Panjaitan, mengatakan belum bisa memastikan pelaku penembakan.
"Belum bisa dipastikan siapa pelakunya. Maka, kita bawa ke sini untuk mengambil proyektil, sekaligus otopsi untuk bisa mengetahui senjata apa yang digunakan," kata Sabran.
Meski belum mengetahui pelaku penembakan, Sabran tak menampik bahwa penembakan itu berlangsung pada saat petugas Bea Cukai sedang melakukan patroli.
"Kapal boat yang ditumpangi korban dihadang petugas Bea Cukai karena diduga membawa barang seludupan. Sebelumnya, petugas Bea Cukai menahan satu kapal lainnya. Kapal boat yang dihadang ini membawa barang selundupan dan penumpang ditaksir 30 orang," kata Sabran.
Peristiwa ini menjadi perhatian seorang anggota DPRD Kabupaten Batubara, Hamdayani.
"Tadi kan ada massa demo ke kantor DPRD Batubara terkait peristiwa ini. Massa memprotes kinerja Bea Cukai yang mengundang TNI sebagai BKO," kata Hamdayani.
Terlebih lagi, lanjut dia, rumah korban berada tak jauh dari kediamannya sehingga pimpinan DPRD pun meminta dirinya mendampingi warga dan keluarga korban.
Hamdayani sebelumnya mendapat laporan Aidil tewas ditembak di samping istri dan sepupunya.
"Kalau pengakuan dari keluarga, pada saat boat berjalan, Aidil sedang tidur di samping istri dan sepupunya," ujar Hamdayani.