Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Cara Kerja Tangan Robot Milik Tawan (2)

Kompas.com - 21/01/2016, 11:17 WIB
Kontributor Denpasar, Sri Lestari

Penulis

KARANGASEM, KOMPAS.com Stroke yang mengakibatkan tangan kirinya lumpuh tak membuat I Wayan Sumardana alias Wayan Sitawan langsung patah semangat. Dia memutar otaknya untuk menemukan cara agar dia bisa kembali bekerja sebagai tukang las seperti biasanya.

Berbekal informasi dari internet dan ilmu yang diperolehnya selama bersekolah, dia mulai merakit tangan robot sejak empat bulan lalu (Stroke, Alasan Tawan Membuat Tangan Robot dari Barang Bekas (1).

***

Pria yang kerap disapa Tawan ini lalu menunjukkan bagaimana tangan robotnya bekerja. Rakitan mekanis atau robot yang dipasang di tangan kirinya terkoneksi dengan rangkaian elektrik yang melingkar di kepalanya.

"Cara menggerakkannya sesuai perintah pikiran sendiri kalau mau angkat, mau belok kanan atau kiri," ujar Tawan saat ditemui di bengkelnya di Banjar Tauman, Desa Nyuhtebel, Kecamatan Manggis, Kabupaten Karangasem, Bali, Rabu (20/1/2016) siang.

Menurut pria berusia 31 tahun ini, tangan robotnya tidak bisa dipakai orang lain karena khusus dirancang sesuai dengan kebutuhan dan keinginannya.

Tawan menuturkan, dia merancang alat ini dengan sistem electroencephalography (EEG). Dia mengaku sudah pernah mendengar nama sistem ini, hingga kemudian ketika terkena stroke, dia berburu informasi di internet.

Menurut Kamus Oxford, EEG adalah suatu teknik untuk merekam aktivitas listrik di bagian yang berbeda di otak dan mengubah informasi ini menjadi suatu pola atau gambaran, baik secara digital maupun dicatat di atas kertas yang dinamakan sebagai electroencephalogram.

Dalam kasus Tawan, untuk membantu tangan kirinya, maka yang dipindai oleh alat di kepalanya adalah aktivitas di otak kanannya.

Tujuh kali percobaan

Dengan informasi yang diperolehnya di internet dan pengetahuan yang didapat selama bersekolah di jurusan Elektro Sekolah Teknik Menengah (STM) Rekayasa, Denpasar, hingga tahun 2002, Tawan memberanikan diri untuk bereksperimen.

"Kalau saya menyebutnya, tangan yang saya gunakan ini menggunakan sistem EEG. Sudah tujuh kali saya ganti program," kata Tawan.

Percobaan pertamanya menggunakan remote control pemancar. Namun, ide ini gugur karena dinilai kurang fleksibel.

Percobaan kedua dengan menggunakan BluetoothNamun, dia kurang puas karena ternyata kinerja tangan robotnya terganggu jika ada orang yang mengaktifkan Bluetooth telepon seluler di dekatnya.

Percobaan ketiga menggunakan layar sentuh ponsel Android. Sayangnya, ini membuat alatnya tidak berfungsi maksimal dan cepat error atau hang.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com