Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sentimen Perbatasan Salatiga-Kabupaten Semarang Berlanjut

Kompas.com - 19/01/2016, 01:57 WIB
Kontributor Ungaran, Syahrul Munir

Penulis

UNGARAN, KOMPAS.com - Sentimen kedaerahan antara kedua wilayah, Kota Salatiga dengan Kabupaten Semarang seolah tidak pernah padam.

Belum lama ini, wacana pemekaran Kota Salatiga dengan "mencaplok" lima kecamatan yang ada di Kabupaten Semarang memunculkan perang opini, baik dari para elit hingga warga kedua wilayah. Belum lagi reda, kini muncul lagi masalah serupa.

Kali ini persolannya dipicu oleh kemunculan publikasi sejumlah event atau kegiatan yang digelar disejumlah destinasi wisata milik Kabupaten Semarang. Namun, dalam penyebutan lokasinya, malah mencantumkan nama Kota Salatiga.

Salah satu contohnya adalah, Kejuaraan Pacuan Kuda "Jateng Derby" 2016, yang akan dilaksanakan pada 31 Januari 2016 di arena pacuan kuda Tegal Waton. Arena pacuan kuda tersebut berada diwilayah desa Tegalwaton, Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang.

Akan tetapi, di media promosi yang dibuat oleh panitia, baik melalui media sosial maupun berita advertorial justru ditulis "Tegalwaton-Salatiga".

Hal ini memunculkan protes masyarakat, salah satunya Afiq muhammad (22) warga Tengaran, dalam sebuah postingannya di grup facebook "Bangun Kab.Semarang".

"Harusnya Pemkab (Semarang) membuat aturan untuk tidak menggunakan nama Salatiga pada semua alamat, tempat usaha dan event-event yang ada di Kabupaten Semarang. Kalau pakai nama Salatiga jangan diberi izin," kata Afiq.

Selain kegiatan Jateng Derby 2016, event lainnya yang dianggap sebagai "klaim" tidak mendasar oleh Salatiga adalah kegiatan "Festival Mata Air 2016" yang akan digelar 20-21 Februari 2016 di mata air Muncul, Banyubiru, Kabupaten Semarang.

Namun oleh penggagas acara, yakni Komunitas TUK (Tanam Untuk Kehidupan) lokasi acara ditulis asebagai "Muncul, Salatiga".

Selain oleh institusi maupun pelaku usaha, kekaburan identitas wilayah ini juga dirasakan oleh warga di wilayah yang beririsan dengan Kota Salatiga, seperti Kecamatan Tuntang, Bringin, Pabelan, Suruh, Tengaran dan Getasan.

Sering kali, warga setempat saat ditanyakan daerah asalnya, mereka selalu mengaku berasal dari Salatiga.

"La wong warga Tegalwaton (Tengaran) saja kalau lagi keluar kota ditanya alamatnya jawabnya Salatiga kok. Orang Ungaran ngakunya juga Semarang, apalagi ini menyangkut sponsor & media,. Terkadang media kan juga tidak tahu, tapi saya juga setuju kalau pemerintah ikut mengintervensi kegiatan tersebut, paling tidak dinas pariwisata ikut promo," kata Purwa Dinata, warga Salatiga.

Tidak merugikan Semarang

Berbeda dengan sentimen yang berkembang, Penjabat (Pj) Bupati Semarang, Sujarwanto Dwiatmoko mempunyai sikap yang berbeda.

Ia justru mempersilahkan Pemkot Salatiga maupun para investor melabeli sejumlah tempat wisata di Kabupaten Semarang dengan "merk" Salatiga.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com