Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kegiatan Dibatasi, Gafatar Angkat Kaki dari Maluku Tengah

Kompas.com - 14/01/2016, 20:09 WIB
Kontributor Ambon, Rahmat Rahman Patty

Penulis

AMBON, KOMPAS.com - Kepala Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Kabupaten Maluku Tengah, Muhamad Saiful Pattimura mengungkapkan, organisasi Gafatar hingga saat ini masih terdaftar di Kabupaten Maluku Tengah.

Organisasi yang secara resmi telah dilarang karena dianggap menyebarkan ajaran sesat itu bahkan sudah eksis di Masohi sejak 2013.

Organisasi ini juga pernah melakukan serangkaian kegiatan di ibu kota kabupaten tertua di Maluku itu.

“Gafatar terdaftar di Kesbangpol sejak tahun 2013 lalu, dan mereka mendapatkan surat keterangan terdaftar (SKT). Di Masohi sekretariatnya itu di Desa Letuaru,” kata Pattimura kepada Kompas.com, Kamis (14/1/2016).

Namun saat ini, Pattimura memastikan, Gafatar sudah tidak beraktivitas lagi di kabupaten tersebut.

Dia mengaku setelah mendengarkar informasi bahwa organisasi tersebut adalah sempalan aliran Al-Qiyadah al-Islamiyah dan juga Mullah Ibrahim pimpinan Ahmad Musadek yang dilarang, pihaknya kemudian membatasi gerak ormas tersebut.

"Saat itu mereka ingin audiensi dengan Pemkab tapi karena kita sudah tahu sepak terjang mereka saya menolaknya. Kami juga informasikan ke MUI dan tokoh-tokoh agama soal aktivitas mereka," ujar Pattimura.

“Para anggota Gafatar umumnya adalah orang-orang dari luar Maluku dan sejak dua bulan terakhir ini para anggota ormas tersebut sudah meninggalkan Kota Masohi. Bahkan saat ini sekretariat mereka sudah terlihat kosong,” katanya.

"Saat kita tahu sepak terjang mereka, kita meminta orang kita melacak langsung di sekretariat dan ditemukan ada kaligrafi dan juga gambar Yesus,” lanjut dia.

Pattimura mengaku selama berada di Masohi, ormas Gafatar tidak sempat lagi melakukan kegiatan sosial sebagaimana yang selama ini mereka lakukan.

Di Masohi ormas tersebut hanya memiliki kegiatan berkebun dan juga membuat kerajinan tangan.

“Jadi karena tidak diberi tempat mereka akhirnya memilih meninggalkan Masohi, jadi sudah aman. Jadi sekitar dua bulan terakhir ini mereka sudah tidak ada lagi di sini. Kata warga Letuaru mereka ke Jakarta,” pungkas Pattimura.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com