Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dilaporkan Hilang, Seorang PNS dan Kakak Beradik Diduga Ikut Gafatar

Kompas.com - 13/01/2016, 15:47 WIB
Kontributor Baubau, Defriatno Neke

Penulis

BAUBAU, KOMPAS.com — Sejak dokter Rica ditemukan, Polresta Baubau, Sulawesi Tenggara, menerima laporan hilangnya tiga warga Baubau yang diduga menjadi pengikut Gafatar, Rabu (13/1/2016).

Tiga orang tersebut adalah seorang pegawai negeri sipil di Kabupaten Buton Tengah bernama Abdul Khatab Faizu alias Aso serta dua kakak beradik atas nama Anwar Sadad dan Muhamad Khazabal Fuadum yang tengah menempuh kuliah di Yogyakarta.

Aso dilaporkan oleh kakak kandungnya, Zehan. Zehan yakin adiknya telah menjadi pengikut Gafatar.

"Tahun 2014, ada organisasi Gafatar di sini. Mereka melakukan kegiatan sosial. Adik saya ikut Gafatar. Banyak yang datang ke rumah ikut Gafatar, tetapi kemudian banyak juga yang keluar, tetapi adik saya tetap ikut," kata Zehan.

Pada akhir tahun 2015, dia menerima telepon dari adiknya yang mengabarkan bahwa dirinya tengah berada di Nunukan, Kalimantan, dan membutuhkan uang. Kini, setelah adanya berita dokter Rica, Zehan mulai mengkhawatirkan keadaan adiknya.

"Nomor adik saya sudah tidak aktif. Terakhir kemarin ditelepon di bulan Oktober. Biasanya, kalau saya telepon nomornya aktif dan seperti ada orang lain yang angkat. Adik saya seperti dicuci otaknya," ujarnya.

Zehan mengaku menemukan buku catatan adiknya tentang ajaran Gafatar yang tidak mengakui Nabi Muhammad dan Allah. Selain itu, Gafatar juga mengajarkan bahwa pengikutnya tidak perlu melakukan shalat lima waktu.

Sementara itu, kakak beradik Anwar Sadad dan Muhamad Khazabal Fuadum dilaporkan hilang oleh orangtuanya, Suhud. Menurut Suhud, kedua anaknya hilang kontak pada bulan Oktober 2015.

"Anak saya pernah mengaku ikut kegiatan Gafatar, tetapi saya bilang hati-hati ikuti kegiatan tidak jelas. Tanggal 5 Oktober 2015 kemarin, dia minta dikirim uang untuk biaya KKN. Saya sudah kirim Rp 5 juta. Setelah dikirim, hilang kontak," tutur Suhud.

Dengan gencarnya pemberitaan tentang orang hilang dan aliran Gafatar, Suhud melaporkan perihal ini ke Polresta Baubau.

Kapolresta Baubau AKBP Eko Wahyuniawan mengatakan, pihaknya telah menerima sejumlah laporan orang hilang.

"Laporan sudah masuk ke kami. Kami akan mendalami dan akan koordinasi dengan Polda lain terkait kasus orang hilang ini. Gafatar pada tahun 2014 pernah masuk ke Buton, tetapi kegiatannya langsung dilarang oleh Kesbangpol Pemda di sini," ucap Eko.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com