Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ayah: Adi Tak Kerasan di Rumah Setelah Gabung dengan Gafatar

Kompas.com - 13/01/2016, 15:38 WIB
Kontributor Magelang, Ika Fitriana

Penulis

MAGELANG, KOMPAS.com — Mata Muh Subari (57) berkaca-kaca saat menceritakan putra sulungnya, Adi Kurniawan (27), yang menghilang sejak dua bulan lalu.

Subari menduga putranya itu telah bergabung dengan organisasi Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar), kelompok yang disebut-sebut sesat.

Subari meyakini itu karena Adi secara terbuka pernah menyatakan bergabung dengan Gafatar semasa masih kuliah di Akademi Komunikasi Indonesia (Akindo) Yogyakarta pada 2013.

"Dulu setiap pulang Adi kerap membawa buletin Gafatar. Ia juga cerita dengan kami kalau ia bergabung dengan Gafatar," ucap Subari ditemui di kediamannya di Perumahan Lembah Asri, Desa Mantenan, Kecamatan Mertoyudan, Kabupaten Magelang, Rabu (13/1/2016).

Subari mengatakan, dirinya sempat membaca beberapa tulisan dalam buletin itu. Dia menyebutkan, buletin itu hanya berisi artikel tentang kegiatan-kegiatan sosial yang diadakan Gafatar di seluruh Indonesia.

"Awalnya, saya tidak curiga karena kegiatannya bagus, seperti kegiatan bakti sosial, penghijauan, dan lain-lain," ucap dia.

Namun, suatu waktu, Subari menemukan sejumlah artikel yang berisi tentang ajaran Gafatar. Artikel itu menyebutkan bahwa anggota Gafatar tidak diwajibkan shalat lima waktu dan puasa sebagaimana diwajibkan kepada umat Islam.

Dari situ, hati Subari mulai bergejolak. Dia mengkhawatirkan kondisi Adi. Terlebih lagi, sikap Adi saat itu mulai berubah. Adi lebih pendiam dan terlihat sibuk jika berada di rumah.

"Kalau di rumah seperti tidak kerasan, ada saja yang telepon memintanya untuk keluar rumah. Adi juga seperti buru-buru kembali lagi ke Yogyakarta atau entah ke mana," katanya.

Selain itu, sifat Adi juga berubah drastis dari yang sebelumnya jarang keluar rumah saat malam hari menjadi sering keluar rumah setiap malam minggu dengan alasan ada rapat organisasi.

Menurut Subari, pemuda kelahiran Magelang 1 April 1988 itu termasuk anak yang pintar di bidang akademik. Adi bahkan berhasil menjadi wisudawan dengan predikat cum laude karena memiliki IPK 3,80. Begitu pula kehidupan pergaulan dengan teman-temannya, Adi tergolong mudah bergaul meski cenderung pendiam.

"Anaknya memang pendiam, tetapi bisa bergaul dengan teman-teman sebayanya di rumah maupun sekolah. Adi suka bermain futsal," ujar Subari.

Hingga kini, Adi Kurniawan belum diketahui keberadaannya sejak kepergiannya Oktober 2015 lalu. Pihak keluarga hanya bisa pasrah sembari terus berdoa dan berusaha agar putranya itu dapat kembali pulang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com