Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pembakaran Karang Kapur, Warga Derita Penyakit ISPA

Kompas.com - 11/01/2016, 14:16 WIB
Kontributor Bogor, Ramdhan Triyadi Bempah

Penulis

BOGOR, KOMPAS.com - Dalam kurun waktu enam tahun terakhir, warga Desa Benteng, Kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor, hidup dengan menghirup asap dari aktivitas pembakaran karang kapur.

Asap hitam dan debu dari proses pembakaran karang kapur menggunakan ban bekas itu kerap terbawa angin hingga ke permukiman warga. Akibatnya, banyak warga yang mengeluh menderita gangguan Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA).

Tingkat pencemaran udara semakin parah seiring banyaknya pengusaha-pengusaha lokal yang berprofesi sebagai penambang kapur.

Kepala Desa Bentang Faka Harika mengatakan, aktivitas pembakaran karang kapur dengan menggunakan bahan bakar ban bekas sudah berlangsung cukup lama. Faka mengatakan, kapur-kapur yang dibakar tersebut digunakan sebagai bahan campuran pembuat semen.

"Warga sini sudah sering komplain dengan adanya kegiatan pembakaran itu, tapi sampai sekarang keluhan kami tak pernah ditanggapi dengan serius," ucap Faka, Senin (11/1/2016).

Faka menjelaskan, lokasi pembakaran kapur memang bukan dilakukan di desanya, melainkan di Desa Ciampea. Namun, asap yang ditimbulkan dari proses pembakaran tersebut sampai ke Desa Benteng.

"Ada tiga RW di sini yang terkena dampaknya. Berarti, kurang lebih ada 5.000 warga Desa Benteng yang terkena dampak asap," katanya.

Polusi asap hasil pembakaran kapur, lanjutnya, terus meningkat sejak empat tahun terakhir. Terlebih, sejak serbuk gergaji yang digunakan sebagai bahan bakar diganti menggunakan ban bekas.

"Dulu sejak masih menggunakan kayu atau serbuk gergaji, asapnya tidak separah sekarang. Tapi saat ini mereka sudah mengganti bahan bakar dengan ban bekas. Asapnya pekat dan bau," ungkapnya.

Sejauh ini, belum ada tindakan tegas dari pemerintah daerah terkait persoalan itu. Meskipun sudah pernah dilakukan mediasi, namun aktifitas tersebut terus berlanjut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com