Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jawa Timur Darurat Limbah Berbahaya dan Beracun

Kompas.com - 07/01/2016, 18:46 WIB
Kontributor Surabaya, Achmad Faizal

Penulis

SURABAYA, KOMPAS.com - Para aktivis lingkungan hidup memberikan status "darurat B3" untuk Provinsi Jawa Timur.

Status tersebut diberikan karena limbah bahan berbahaya dan beracun (B3) saat ini banyak ditemukan di sejumlah daerah. 

Salah satu penyebabnya adalah tidak semua limbah B3 asal Jawa Timur dibuang ke tempat semestinya di Cileungsi, Bogor, Jawa Barat.

Angkutan yang disewa perusahaan untuk mengirim limbah B3 kadang membuang sembarangan limbah tersebut ke sejumlah tempat.

"Kadang ada yang menjualnya sebagai bahan urukan tanah, dan sebagian lagi dibuang di lahan kosong," kata juru bicara kelompok peduli limbah B3, Posko Ijo, Prigi Arisandi, saat menggelar aksi di depan gedung negara Grahadi, Surabaya, Kamis (7/1/2015).

Aksi nakal angkutan pengirim limbah B3 itu dinilai wajar, karena untuk mengirim limbah berbahaya ke Bogor membutuhkan biaya yang cukup mahal.

"Dibuang di Bogor atau di Jatim, sama saja, tidak ada pengawasan," tambah Prigi.

Kondisi itu menjadi lebih parah karena di Indonesia hanya ada satu instalasi pengolah limbah B3, yakni di Bogor.

"Karena itu kami mendesak Gubernur Jatim untuk segera membangun instalasi pengolah limbah. Ini kebutuhan mendesak," ujar Prigi.

Berdasarkan catatan Posko Ijo, limbah B3 di Jawa Timur mencapai 19,4 juta ton per tahun atau sekitar 1,6 juta ton perbulan.

Sebanyak 66,4 persen berasal dari industri di kawasan Gresik. Sedangkan sisanya sebagian besar berasal dari kawasan industri di Surabaya, Sidoarjo, Pasuruan dan Mojokerto.

Pada Rabu (7/1/2016) Kepala Badan Lingkungan Hidup (BLH) Jawa Timur, Bambang Sadono mengungkap, dugaan Jawa Timur juga menjadi tempat pembuangan limbah B3 dari luar Pulau Jawa.

Parahnya, limbah beracun itu dimanfaatkan para pengusaha kecil dan menengah sebagai bahan dasar produk kerajinan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com