Total ada 1.200 undangan yang telah dikirimkan. Berbeda dengan lainnya, undangan untuk hadir dalam prosesi penobatan Paku Alam X ini ditulis dengan tangan.
Sosok sederhana yang adalah guru lukis SMA I Yogyakarta Iskandar yang ditunjuk oleh pihak Kadipaten Puro Pakualaman untuk menulis nama di undangan prosesi Penobatan Paku Alam X.
"Satu bulan yang lalu saya diminta untuk menulis undangan," ujar Iskandar saat ditemui Kompas.com di rumahnya, Pujowinatan, Kota Yogyakarta, Rabu (6/1/2016).
Ia menyampaikan, tulisan tangan nama dalam undangan memang sudah menjadi tradisi kerajaan-kerajaan di Nusantara. Jadi, untuk nama dalam undangan Penobatan Paku Alam X ini juga ditulis tangan.
"Saya sempat tanya ditulis pakai komputer atau tangan. Namun panitia memilih tukisan tangan karena memang tradisi undangan kerajaan nama harus ditulis tangan," ucap dia.
Usai menyanggupi, Iskandar lantas menawarkan lima model font tulisan tangan. Setelah dilihat, panitia memilih nama dalam undangan ditulis dengan model font kaligrafi.
Iskandar menyampaikan, undangan sebanyak itu ia selesaikan dalam tempo delapan hari. "Saya terima tanggal 25 Desember 2015, selesai tanggal 2 Januari. Kemarin masih ada tambahan 12 lagi sudah saya selesaikan," tandas dia.
Dia mengaku, tidak ada waktu khusus untuk mengerjakan tulisan nama di undangan. Biasanya, dia mengerjakan tulisan nama sehabis subuh dan sepulang mengajar.
"Tidak ada waktu khusus, asalkan pikiran fresh saya kerjakan kalau capek berhenti dulu. Biasanya subuh dan sepulang mengajar," kata Iskandar.
Proses penulisan nama awalnya dibuat dengan membuat garis horisontal, agar sejajar. Setelah hafal, ia mengerjakan menulis nama tanpa digaris lagi, namun hanya menggunakan hati.
Satu nama di undangan, imbuhnya, bisa ia selesaikan dalam hitungan menit. "Langsung ditulis di undangan, awal saya garis dulu, tapi lama-lama tidak. Mengukurnya dengan hati saja," ujar dia.
Dia menyampaikan beberapa nama yang ditulisnya dalam undangan antara lain Presiden Joko Widodo, Wakil Presiden Jusuf Kalla, Gubernur DIY sekaligus Raja Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat Sri Sultan Hamengku Buwono X, duta besar, dan raja-raja Nusantara.
Iskandar pun mengaku bangga dan senang bisa menulis nama tokoh-tokoh Indonesia di undangan dengan tangannya. "Ada kepuasan batin, bangga. Ya senang karena sudah diberikan kepercayaan," ujar dia.