Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Olah Sampah, Daerah Ini Hasilkan 5.000 Watt Listrik

Kompas.com - 05/01/2016, 09:06 WIB
Kontributor Baubau, Defriatno Neke

Penulis

BAUBAU, KOMPAS.com - Walau masih dalam tahap uji coba, Pemerintah Kota Baubau, Sulawesi Tenggara, mengolah sampah di Tempat Pembungan Akhir (TPA) Wakonti hingga menghasilkan energi listrik.

Hingga saat ini, sudah ada 5.000 watt daya listrik yang dihasilkan dari pengolahan sampah tersebut.

"Ini masih dalam tahapan uji coba dan sudah ada 5.000 watt listrik yang dihasilkan dari sampah. Kami sudah gunakan energi listrik itu di Kantor TPA," kata Kepala Dinas Kebersihan Kota Baubau, Sumarto Lanae, Selasa (5/1/2016).

Dia menambahkan, ke depan kapasitas energi listrik dari sampah tersebut semakin bertambah. Selain itu, listrik juga dapat dinikmati masyarakat sekitar yang tinggal di daerah TPA.

"Ke depan kami menargetkan kekuatan daya listrik dari sampah ini sekitar 7.000 watt. Kemudian kami berencana membuat perumahan untuk pemulung sehingga mereka bisa menikmati listrik di sekitar TPA," ujarnya.

Uji coba pengolahan sampah menjadi sumber energi listrik di TPA Wakonti telah dilakukan sejak tahun 2014. Selain menjadi sumber listrik, sampah juga dapat digunakan sebagai bahan bakar kompor.

Menurut Pengawas TPA Wakonti, Hasim Wally (46), selain sebagai sumber energi listrik, gas metan yang dihasilkan sampah juga dapat digunakan sebagai bahan bakar gas di rumah.

"Gas metan dari sampah ini menyalanya sama seperti kompor tabung gas biasa. Ini sudah ada empat rumah yang gunakan gas metana sebagai percontohan," ucap Hasim.

Sementara itu, TPA Wakonti terlihat bersih dan tidak ada bau sampah yang menyengat. Sistem pengolahan limbah sampah dimasukkan ke dalam lubang seukuran 40 meter x 50 meter dengan ke dalam 4 meter.

Di beberapa titik, terdapat tabung pipa yang berdiri diatas sampah dan sampah kemudian ditutupi dengan tanah. Dengan demikian, gas metan akan keluar menuju ke pipa tabung tersebut.

"Jadi kalau ada sampah masuk, kita dorong ke tengah kemudian kita tutupi dengan tanah. Sehingga tidak ada sampah yang mengeluarkan bau tidak sedap pula," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com