Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Maulid Nabi, Ribuan Orang Berdesakan Berebut Gunungan di Keraton Jogja

Kompas.com - 24/12/2015, 18:44 WIB

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Grebeg Maulud Keraton Yogyakarta merupakan sebuah prosesi yang sangat ditunggu-tunggu oleh masyarakat Yogyakarta maupun wisatawan nusantara dan mancanegara dalam setiap tahunnya.

Grebeg ini sendiri diselenggarakan oleh pihak keraton untuk memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW.

Puluhan ribu orang tumpah di seputaran Keraton Yogyakarta rela berdesakan untuk menyaksikan prosesi tahunan ini.

Seperti yang terlihat pada Kamis (24/12/2015) pagi, walau ketika itu gunungan belum diarak, masyarakat sudah menunggu beberapa jam sebelumnya.

Revi Febrian, wisatawan asal Jawa Barat ini mengaku sudah sejak pukul 07.00 WIB sudah berada di seputaran Keraton Yogyakarta, walau gunungan baru di arak pada pukul 10.00 WIB.

Ia sudah beberapa kali datang ke Yogyakarta untuk berlibur. Namun di momen liburan akhir tahunnya ini ia sengaja menyempatkan diri untuk datang berkunjung melihat prosesi yang dulu sering ia lihat di televisi.

"Tadi sambil nunggu saya jalan-jalan dulu sekitar sini, soalnya kalau agak siangan takut penuh banget. Baru sekarang sih lihat yang seperti ini secara langsung. Tidak berani ikut berebut gunungan, soalnya banyak banget itu orangnya dan berdesak-desak," ujar Revi setelah melihat warga berebut gunungan di sekitaran Masjid Gede Kauman Yogyakarta.

Hal ini menurutnya merupakan sebuah pengalaman yang sangat berharga bagi dirinya. Namun sayang, Revi tidak sempat mengabadikan momen tersebut karena takut kamera yang ia bawa terjepit oleh lautan manusia yang berada di sana.

"Menyenangkan, walaupun saya harus berpanas-panasan. Yang penting rasa penasaran saya sudah terobati dengan menyaksikannya secara langsung," ujarnya.

Pihak Keraton Yogyakarta setidaknya membuat sebanyak tujuh gunungan dalam prosesi tersebut, yaitu tiga gunungan lanang, satu gunungan wadon, satu gunungan pawuhan, satu gunungan dharat dan satu gunungan gepak.

Untuk 3 gunungan lanang sendiri dibawa ke tiga lokasi, yaitu Masjid Gede Kauman, Puro Pakualaman dan Komplek Kepatihan.

Untuk gunungan yang diarak ke Kepatihan sendiri dikawal oleh dua ekor gajah dan pasukan keraton. Dengan adanya gajah itu menyedot ribuan penonton untuk lebih dekat mengabadikan hal itu. (Septiandri Mandariana)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com