Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Gedung De Locomotief Sebentar Lagi Tinggal Kenangan"

Kompas.com - 23/12/2015, 11:58 WIB
Kontributor Semarang, Nazar Nurdin

Penulis

SEMARANG, KOMPAS.com – Hancurnya gedung bersejarah De Locomotief yang berada di Jalan Kepodang Nomor 22-24 Kota Lama Semarang menyisakan cerita pilu.

Pemerhati sejarah media di Kota Semarang, Pratono mengatakan, Gedung De Locomotief merupakan koran progresif yang mendukung proses kemerdekaan Indonesia.

“Salah satu bangunan yang menjadi sejarah perkembangan pers di Semarang sebentar lagi tinggal kenangan,” kata Pratono, Rabu (23/12/2015).

Menurut dia, gedung tersebut bersejarah dan sudah semestinya dimasukkan sebagai bangunan cagar budaya.

Bangunan itu dimasukkan ke dalam salah satu gedung yang dilindungi pemerintah. Namun, upaya tersebut kini belum tampak nyata. Menurut Pratono, hancurnya gedung itu menandakan pemerintah setempat tak mampu merawat gedung peninggalan masa lalu.

Ia telah melihat langsung kondisi bangunan yang sudah hancur tersebut. Di depan bangunan gedung telah dipasang seng untuk mencegah seseorang masuk ke dalamnya.

“Keadaannya sudah roboh dan baiknya memang dibongkar total,” kata dia.

Eks gedung De Locomotief itu, kata Pratono, sempat digunakan beberapa kantor perwakilan media massa. Tercatat, gedung kantor itu menjadi kantor Harian Tempo, Suluh Marhen, dan Suluh Indonesia. Gedung De Locomotief di Jalan Kepodang (dulu Van Hogendorpstraat) juga sempat mencetak koran harian Suara Merdeka.

De Locomotief bersama Suara sempat terbit bersama selama enam tahun, hingga De Locomotief dinyatakan tutup pada tahun 1956. Terkait hal ini Badan Pengelola Pengelolaan Kawasan Kota Lama (BPK2L) memberikan konfirmasi terkait status gedung tersebut.

Saat dikonfirmasi pihak BPK2L belum memberikan jawaban. Begitu juga dengan Badan Pelesatian Cagar Budaya (BPCB) Jawa Tengah yang belum bersedia memberikan keterangan.

“Maaf, saya sedang rapat,” ujar Gutomo, Kepala Seksi Perlindungan Cagar Budaya BPCB Jateng.

Jalan Kepodang di kawasan Kota Lama Semarang jadi tempat favorit untuk pengambilan adegan film Ayat-Ayat Cinta. Selain itu, kawasan kota lama juga menjadi tempat syuting film Soekarno, Soe Hok Gie, Sang Kiai, dan Hos Tjokroaminoto.

Pemerintah Provinsi Jawa Tengah mengklaim keberadaan Kota Lama Semarang sebagai yang terbaik, jika dibanding dengan Kota Tua Jakarta. Pemprov sendiri berencana mengembangkan kawasan Kota Lama sebagai salah satu destinasi wisata.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com