Empat Kurir Narkoba Jaringan Malaysia Gagal Edarkan 2 Kg Sabu di Medan

Dalam pengungkapan ini, polisi menyita dua kilogram sabu-sabu asal Malaysia dan meringkus empat tersangka.

Mereka adalah Samsul (47) warga Binjai Tanah Tinggi, Binjai Timur, Amrul Fahmi (28) dan Muhammad Rafi (39) keduanya warga Bireun, Desa Cot Laga Sawa, Aceh Utara, serta Basri (29) warga Bireun cot Klumpang Baru, Bireun, Aceh.

Penangkapan bermula saat polisi menyamar sebagai pembeli sabu-sabu dari Muhammad Rafi. Polisi memesan dua kilogram sabu-sabu. Rafi menyanggupi.

Rafi lalu menghubungi Amrul Fahmi dan Basri. Ketiganya bertemu di Jalan Sei Mencirim Lorong Tirta, Sunggal.

Atas suruhan M Rafi dan Amrul Fahmi, Basri lalu berangkat menuju Jalan Kapten Muslim, persisnya di kawasan pajak Seikambing, Medan.

Sampai di Jalan Kapten Muslim, Samsul datang dan menyerahkan satu bungkus plastik warna hitam berisi barang bukti kepada Basri.

Ketika akan melakukan transfer di ATM Tomang Elok, Jalan Gatot Subroto Medan, polisi meringkus Basri.

Dari hasil interogasi kepada Basri, polisi kemudian menangkap Samsul di kawasan Jalan Gatot Subroto persisnya di depan kantor RRI Medan. Berlanjut dengan tertangkapnya Muhammad Rafi dan Amrul Fahmi di Sei Mencirim Sunggal.

Direktur Reserse Narkoba Polda Sumut Kombes Pol Reynhard Silitonga melalui Kasubdit 2 AKBP Sonny Nugroho mengatakan, Muhammad Rafi memang sudah memiliki hubungan dengan seseorang yang berada di Malaysia.

"Mereka adalah jaringan atau sindikat narkoba internasional. Barang bukti yang kita amankan berupa dua kilogram sabu dan tiga unit handpone. Para tersangka semuanya adalah kurir," kata Sonny, Kamis (17/12).

Menurut dia, Muhammad Rafi berdalih baru sekali ini membawa sabu dari Aceh dengan upah Rp 50 juta.

"Tersangka Rafi mendapatkan uang Rp 50 juta jika berhasil mengedarkan sabu-sabu di Medan. Ngakunya lagi, satu kilogram sabu akan dijualnya seharga Rp 450 juta. Jadi dua kilogram sabu itu dibanderol itu harganya Rp 900 juta," kata Sonny lagi.