Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tremor Gunung Bromo Menguat, Jalur Evakuasi Disiapkan

Kompas.com - 17/12/2015, 08:32 WIB
SURABAYA, KOMPAS — Aktivitas vulkanik Gunung Bromo di Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, terus meningkat dan terus mengeluarkan abu vulkanik.

Pemerintah Provinsi Jawa Timur pun mulai menyiapkan jalur evakuasi untuk mempermudah warga mengungsi jika erupsi besar.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jatim juga telah tanggap darurat serta berkoordinasi dengan pemerintah daerah dan pihak terkait. Paling tidak ada lima daerah yang berdekatan dengan Gunung Bromo, yakni Kabupaten Probolinggo, Pasuruan, Malang, Lumajang, dan Kota Probolinggo.

Wakil Gubernur Jatim Saifullah Yusuf, Selasa (15/12/2015), mengatakan, BPBD Jatim sudah menyiapkan jalur evakuasi bagi warga yang rumahnya dekat dengan puncak Bromo, juga membagikan masker kepada warga di Kecamatan Sukapura yang sering terpapar abu vulkanik. Di Sukapura, ada lima desa dengan penduduk sekitar 16.000 jiwa.

Kepala BPBD Jatim Sudamawan mengatakan, desa yang paling dekat dengan puncak Bromo adalah Desa Ngadisari, Ngadas, Ngadirejo, Sariwani, dan Ledokombo. Mengantisipasi kondisi terburuk, BPBD juga menyiapkan hunian sementara bagi warga, terutama mereka yang tinggal di Kabupaten Probolinggo, ketika level erupsi Bromo kian meningkat.

Pemerintah Kabupaten Probolinggo juga telah memasang rambu-rambu peringatan, jalur evakuasi, dan titik kumpul. Sosialisasi terus ditingkatkan, termasuk persiapan di lapangan dengan melibatkan warga sehingga warga tetap tenang beraktivitas.

Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, sifat letusan Bromo adalah strombolian. Letusan ini memiliki ciri sering terjadi letusan kecil yang tidak begitu kuat, tetapi terus- menerus. Material yang dimuntahkan berupa material padat, gas, dan batu. Tingkat eksplosivitas Gunung Bromo pun rendah.

"Potensi bahaya letusan Bromo adalah terjadinya erupsi freatik dan magmatik yang tiba-tiba, dengan sebaran material vulkaniknya berupa hujan abu lebat dan lontaran batu (pijar) mulai sekitar kawah hingga radius 2,5 kilometer dari pusat erupsi. Oleh karena itu, masyarakat di sekitar Bromo dan wisatawan dilarang memasuki kawasan dalam radius 2,5 km dari kawah aktif Bromo," kata Sutopo.

Tremor menguat

Kemarin, tremor Bromo terus menguat, hingga mencapai amplitudo maksimal 4-32 milimeter (mm) dengan dominan 9 mm. Penguatan tremor ini berlangsung cepat. Pengamatan di Pos Pemantauan Gunung Bromo di Cemorolawang, Desa Ngadisari, Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo, kemarin, Gunung Bromo terus mengeluarkan asap berwarna kelabu hingga kecoklatan sedang-tebal, dengan tekanan sedang hingga kuat.

Ketinggian asap mencapai 1.500 meter di atas puncak. Asap yang awalnya berembus ke arah barat-barat laut, kemudian beralih ke arah barat-barat daya. Suara gemuruh tetap terdengar dari kawah meski lemah.

"Bromo terus erupsi sejak dinaikkan statusnya dari Waspada menjadi Siaga pada 4 Desember 2015," kata Kepala Pos Pemantauan Gunung Bromo Ahmad Subhan Nur Fajidi.

Arah abu vulkanik Bromo ke barat-barat daya kembali mengganggu aktivitas penerbangan di Bandara Abdulrachman Saleh, Malang. Mulai pukul 10.00, bandara kembali ditutup.

"Penutupan dilakukan hingga Rabu (15/12/2015) pukul 10.00," kata Kepala Unit Pelaksana Teknis Bandara Abdulrachman Saleh, Malang, Suharno.

Selasa pagi, penerbangan di Bandara Abdulrachman Saleh berjalan normal. Pesawat Batik Air dan Sriwijaya Air mendarat, dan terbang kembali ke Jakarta. Namun, pukul 10.00, muncul notam (notice to airmen) mengenai penutupan penerbangan di Bandara Abdulrachman Saleh karena abu Bromo. Penerbangan Citilink dari Jakarta ke Malang dialihkan ke Bandara Juanda, Surabaya.

Penutupan bandara pernah dilakukan pada 11-13 Desember. Bandara dibuka pada 14 Desember karena abu Bromo tak mengarah ke Malang. (ETA/DIA/NIK)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com