Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Walhi: Intensitas Konflik Jadi Indikator Ada Tidaknya Utang Politik Kepala Daerah

Kompas.com - 10/12/2015, 02:48 WIB
Kontributor Balikpapan, Dani J

Penulis

BALIKPAPAN, KOMPAS.com – Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Kalimantan Timur menilai, ada tidaknya utang pilkada kepala daerah dapat dilihat dari intensitas konflik yang mungkin muncul selama masa pemerintahan kepala daerah tersebut.

Menurut Walhi, konflik daerah, khususnya yang berkaitan dengan lahan akan meningkat jika kepala daerah memenangkan pilkada dengan utang politik.

"Setelah pemilihan kepala daerah akan meningkat konfliknya,” kata Direktur Walhi Kaltim, Fathur Roziqin Fen saar ditemui di Balikpapan, Kalimantan Timur, Rabu (10/12/2015).

Fathur menyampaikan bahwa janji dan kesepakatan dengan pihak tertentu yang mendukung kepala daerah tersebut akan menjadi beban politik.

Dikhawatirkan, utang politik ini akan mempengaruhi kebijakan kepala daerah terkait pengelolaan lahan yang berujung pada rusaknya lingkungan.

Atas dasar itu, Fathur berharap warga pandai memilih calon pemimpin yang memiliki integritas serta komitmen dalam memperbaiki lingkungan.

Pemimpin yang ideal bukan pemimpin yang menjadikan upaya penyelamatan lingkungan sebagai alat pencitraan.

“Masyarakat harus melek politik. Masyarakat jangan jual haknya, jangan mudah tertarik dengan calon seolah dia penyelamat lingkungan,” kata Fathur.

Ia juga mengatakan bahwa salah satu hal yang perlu diwaspadai adalah kemungkinan konflik terkait pengembangan perkebunan kelapa sawit.

Pasalnya, pembangunan perkebunan sawit kerap dijadikan komoditas politik asat pilkada. Kabupaten Paser menjadi contoh daerah yang  memiliki sejarah panjang konflik lahan antara warga dengan industri sawit.

Selain Paser, dua daerah lain yang kerap dilanda konflik kelapa sawit adalah Kutai Kartanegara dan Kutai Timur. “Tiga kabupaten yang paling luas dalam hal kebun sawit,” ujar dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com