MOJOKERTO, KOMPAS.com - Pengamanan kotak suara di Pilkada Kabupaten Mojokerto tidak dilaksanakan oleh personel Brimob Polri.
Pengamanan kotak suara itu hanya dilakukan oleh polisi wilayah, yakni Kepolisian Sektor dan Kepolisian Resor saja.
"Brimob tidak sampai ikut pengamanan kotak suara. Pengamanan itu diserahkan ke polisi wilayah," ujar Kepala Detasemen 2 Satuan Brimob Polda Jawa Timur AKBP Sunadi saat ditemui Kompas.com di Kantor KPU Mojokerto, Selasa (8/12/2015).
Meski demikian, Sunadi meyakinkan bahwa pengamanan kotak suara oleh personel polisi wilayah sudah cukup.
Apalagi, mereka tetap dipersenjatai dan memiliki prosedur standar operasi untuk pengamanan untuk mencegah ada kecurangan.
Personel Brimob baru turun jika pemegang kendali operasi, yakni polisi wilayah masing-masing, menyatakan membutuhkan bantuan penebalan personel.
Penebalan itu, lanjut Sunadi, misalnya saat terjadi kericuhan massa yang mengancam jiwa atau sudah bersifat anarkis.
"Selama belum dalam kondisi demikian, kami hanya stand bye di KPU sembari berpatroli ke kampung-kampung bersama teman TNI," ujar Sunadi.
Sejauh ini, Sunadi mengklaim Mojokerto dalam situasi yang kondusif.
Hal yang paling dikhawatirkan sebelumnya adalah eskalasi massa pasangan calon kepala daerah yang dicoret karena tidak memenuhi persyaratan. Tapi, hal itu telah diantisipasi.
Di Mojokerto sendiri, terdapat 18 kecamatan dengan 304 desa. Di sana, didirikan sebanyak 1.717 tempat pemungutan suara dengan jumlah pemilih sebanyak 808.207 pemilih.
Adapun, ada dua pasangan calon kepala daerah yang 'berperang' di Mojokerto, yakni pasangan Mustofa Kamal Pasa-Pungkasiadi dan pasangan Misnan Gatot-Rahma Shofiana.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.