Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terkendala Visa, Tim Penari Bali Batal Tampil di UNESCO

Kompas.com - 02/12/2015, 22:47 WIB
Kontributor Denpasar, Sri Lestari

Penulis

DENPASAR, KOMPAS.com - Setelah UNESCO resmi menetapkan sembilan tari tradisional Bali, rasa syukur dipanjatkan Pemprov Bali.

"Ini satu penghargaan buat kita masyarakat Bali, bangsa Indonesia. Kita bangga warisan dan bersyukur budaya kita diakui oleh dunia," kata Kepala Dinas Kebudayaan Pemprov Bali, I Dewa Putu Beratha, Denpasar, Rabu (2/12/2015).

Pakar budaya Bali, Prof I Wayan Dibia yang turut mengawal pengajuan ke UNESCO ini menyampaikan jumlah tarian tradisional Bali dan variasinya sangat banyak.

Sementara yang diajukan ke UNESCO hanya sembilan tarian. Sebenarnya, sembilan tarian tersebut akan ditampilkan saat ditetapkan, tapi tim penari batal berangkat.

"Rencananya kami bersama tim akan menyuguhkan tarian yang ditetapkan sebagai WBD-TB tersebut. Berhubung terkendala visa, kami batal berangkat. Tapi pihak Indonesia dari pemerintah pusat kan sudah mewakili," kata Prof Dibya.

Bahkan, Prof Dibya dan Prof Made Bandem yang akan menjadi delegasi, sudah sempat melakukan gladi bersih bersama penari lainnya beberapa hari lalu.

"Kami sudah mengirim dalam bentuk video film yang diputar saat penetapan malam ini," tambahnya.

Sidang yang digelar untuk penetapan UNESCO, sembilan tari tradisional Bali dari Indonesia mendapat urutan 18 dari jumlah keseluruhan 35 dari berbagai negara di dunia.

Sembilan tari tradisional Bali tersebut diantaranya Tari Rejang, Tari Sanghyang Dedari, Tari Baris Upacara, Tari Topeng Sidhakarya atau Topeng Pajegan, Drama Tari Gambuh, Drama Tari Wayang Wong, Tari Legong Keraton, Tari Joged Bumbung, dan Tari Barong "Ket Kuntisraya".

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com