Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menyaksikan Ketegaran Istri Mayor De Fretes, Mahodara Ratih

Kompas.com - 02/12/2015, 04:05 WIB
Kontributor Magelang, Ika Fitriana

Penulis

MAGELANG, KOMPAS.com - Mahodara Ratih Herawati tampak begitu tegar menghadapi kenyataan bahwa pasangan hidupnya telah pergi untuk selamanya.

Sesekali ia mengukir senyum menyambut pelayat yang berdatangan menyampaikan duka cita, meski matanya masih tampak sembab.

Suami Mahodara, Mayor Inf Jhon De Fretes, merupakan perwira TNI yang gugur setelah diduga ditembak oleh sekelompok orang tidak dikenal Kampung Namunaweja, Distrik Mamberamo Tengah, Kabupaten Mamberamo Raya, Papua, Senin (30/11/2015) kemarin.

Mahodara juga menyambut baik kehadiran sejumlah awak media yang datang ke rumah duka.

Wanita asal Bandung Jawa Barat itu bercerita bahwa ia mendengar kabar suaminya meninggal dunia dari atasan suaminya pada Senin malam.

Hati tak dapat dipungkiri, saat itu ia mengaku terkejut dan tentu sedih. Namun tidak lama, Mahodara sadar bahwa apa peristiwa yang dialami oleh suami tercintanya itu sudah kehendak Tuhan.

"Tuhan sudah mempersiapkan diri saya untuk menghadapi kenyataan ini sejak 2014 lalu. Saya sudah terbiasa hidup hanya bersama anak saya karena Bapak sempat bersekolah dan bertugas di Papua. Jika Bapak tidak dipindah (ke Papua), mungkin saya tidak setegar ini," ungkap Mahodara, kepada wartawan, di rumah duka, Selasa (1/12/2015) sore.

Bagi ibu dua putra ini, mendiang Mayor Jhon adalah sosok suami dan ayah yang sempurna. Menurutnya, Mayor Jhon bukan tipe suami yang pemarah, tidak pernah komplain dan begitu menyayangi keluarganya.

"Misalnya kalau saya tidak masak beliau tidak marah," ungkap Mahodara.

Mayor Jhon merupakan sarjana Teologi yang mendapat tugas sebagai rohaniawan di Papua sejak tahun 2014. Pria asal Ambon itu meninggalkan seorang istri dan dua orang putra.

Jenazah Mayor Jhon tiba di rumah duka Selasa malam ini. Rencananya, jenazah akan dikebumikan di komplek Taman Makam Pahlawan di Sasanan Giriloyo, Kota Magelang, Rabu esok.

Seperti diberitakan, sebelum penembakan terjadi, Jhon dan beberapa anggota TNI lainnya hendak melaksanakan pemantauan di kawasan Mamberamo untuk membantu masyarakat setempat.

Jhon berstatus perwira penghubung untuk sebuah kabupaten yang tidak memiliki markas Komando Distrik Militer (Kodim).

Dalam perjalan menuju lokasi pemantauan, ia dihadang kelompok orang yang tak dikenal tiba-tiba melepaskan tembakan ke arah perut Jhon hingga perwira menengah itu tewas seketika. Sedangkan dua rekannya berhasil menyelamatkan diri.

Hingga saat ini aparat keamanan masih memburu pelaku penembakan. Panglima TNI Gatot Nurmantyo langsung menaikkan pangkat Jhon menjadi letnan kolonel anumerta karena gugur dalam tugas.

Sebelum bertugas di Papua, Mayor Jhon mengabdi di Akademi Militer (Akmil) Magelang. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com