Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejumlah Pengemudi Go-Jek Akui Kerap Lakukan Kecurangan

Kompas.com - 01/12/2015, 18:49 WIB
Kontributor Bandung, Dendi Ramdhani

Penulis


BANDUNG, KOMPAS.com — Manajemen ojek berbasis aplikasi, Go-Jek, menerapkan skors (suspend) massal terhadap ribuan pengemudi yang dinilai melakukan pelanggaran.

Kecurangan dalam bisnis Go-Jek ternyata benar adanya. Salah seorang driver Go-Jek asal Bandung yang berinisial HY mengakui bahwa terdapat dua modus kecurangan yang kerap dilakukan para pengemudi Go-Jek.

"Pertama, Fake GPS, kedua, pesanan palsu," katanya saat ditemui di kawasan Jalan Kopo, Bandung, Selasa (1/12/2015).

Dia menjelaskan, Fake GPS merupakan sebuah aplikasi. Dengan aplikasi ini, pengemudi Go-Jek bisa memperlebar radius pengambilan pesanan meski berada di luar radius pengambilan. Aplikasi itu pun bisa diunduh secara gratis.

"Misalkan, kawasan Dago paling ramai. Nah, dengan Fake GPS, kita bisa masuk ke radius jangkauan. Normalnya, pesanan bisa diambil jika kita berada di jarak kurang dari 10 kilometer dari pemesan. Dengan Fake GPS, kita bisa ambil meski jaraknya lebih dari 10 kilometer," ucapnya.

Namun, aksi tersebut, kata dia, mudah terlacak lantaran proses penjemputan penumpang yang memakan waktu lama.

"Gampang ketahuan kalau itu mah," kata pria berusia 31 tahun itu.

Meski begitu, dia mengaku tidak pernah melakukan kecurangan selama bergabung dengan Go-Jek. "Makanya, saya tidak terkena suspend," kata dia.

Aksi kecurangan lain yang lazim dilakukan pengemudi Go-Jek ialah pesanan palsu.

Pengemudi Go-Jek, yang biasa disapa Ave (19), mengatakan, pesanan palsu dilakukan pengemudi dengan menggunakan dua smartphone.

"Sederhananya, dia yang pesan, dia juga yang narik. Karena driver yang jaraknya paling dekat biasanya paling cepat menangkap pesanan," tuturnya.

Dia mengaku kerap melakukan aksi licik itu pada saat akhir pekan.

"Akhirnya, saya ketahuan dan dapat suspend serta denda Rp 2 juta," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com