Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dijauhi Teman, Perawat, Bahkan Istri, Pengidap HIV Jalan Kaki Jelajah Negeri

Kompas.com - 01/12/2015, 10:05 WIB
Kontributor Cirebon KompasTV, Muhamad Syahri Romdhon

Penulis

CIREBON, KOMPAS.com – Masih teringat jelas di ingatan Wijianto (30), sejumlah perlakuan tak adil kepada dirinya dan sejumlah teman yang didiagnosa menderita HIV/AIDS.

Bahkan, yang membuatnya begitu sedih, diskriminasi dilakukan sejumlah perawat di rumah sakit di Jakarta.

“Saya sering kali melihat kawan, teman, mendapat perlakuan yang tidak adil, dan tidak manusiawi. Bahkan saya sendiri mendapat stigma dan diskriminasi yang sangat amat kencang saat terbaring di rumah sakit,” ungkap Wijianto.

Dijauhi

Awalnya, dia diketahui menderita TBC dan sesak akibat keracunan obat.

Sel CD4 atau sel darah putihnya menurun drastis hingga tersisa 24 dari jumlah normal 1.500 dalam tubuh manusia sehat. Badannya melepuh, keluar bercak darah di muka, mulut, dan sekujur tubuh.

“Saat itulah saya divonis HIV Positif. Perawat kan harusnya mengerti, Mas. Tapi itu justru menjauh, takut, dan terlihat jijik sama saya. Sampai menerima uang untuk titip makanan pun tidak ada yang mau,” lanjut dia.

Bahkan istri, satu-satunya orang yang berada di sampingnya pun, mulai menjauh karena ketakutan.

Itulah sedikit cerita dari sejumlah pengalaman pahit yang dirasakan pria kelahiran Nganjuk, Jawa Timur, saat ditemui di kantor Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kota Cirebon, Senin petang (30/11/2015).

Dia adalah satu dari sejumlah warga Indonesia yang disebut orang dengan HIV AIDS (ODHA).

Namun, segudang pengalaman itu akhirnya membuat pria yang akrab disapa Gareng ini menjadi tangguh. Ia memang tak berbadan tegap, berisi, dan apalagi kekar, justru sebaliknya, yakni kurus kering.

Gareng memiliki keberanian dan semangat tinggi untuk kembali hidup sehat dan mengampanyekan hidup sehat ke penjuru Nusantara. Menariknya, misi yang dilakukannya ekstrem.

Gareng memilih misi itu dengan berjalan kaki. Selain memang hobi, dengan berjalan kaki dari kota ke kota, ia hendak membuktikan dan membongkar stigma negatif masyarakat bahwa ODHA lemah, penyakitan, tak bermanfaat, bahkan sampah masyarakat.

Dengan jalan kaki, dia juga ingin membuktikan bahwa ODHA sehat dan mampu bersilaturahim, memberikan manfaat dengan bekal pengalaman, dan sosialisasi yang pernah dipelajarinya.

“Misi ini saya sebut Langkah Kaki Jelalah Negeri Sosialisasi HIV AIDS. Tujuannya untuk mencegah penularan HIV AIDS, memberi dukungan kepada kawan-kawan yang HIV positif dan juga membongkar stigma negatif, dan meminimalisir diskriminiasi masyarakat pada kaum ODHA,” kata dia.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com