Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polisi Sebut Penembak Prajurit TNI di Poso adalah Anggota Kelompok Santoso

Kompas.com - 30/11/2015, 15:44 WIB
Kontributor Poso Kompas TV, Mansur

Penulis

POSO, KOMPAS.com — Kepala Kepolisian Daerah Sulawesi Tengah Brigjen (Pol) Idham Azis menyebut anggota kelompok teroris Santoso sebagai otak pelaku penembakan yang menewaskan seorang anggota TNI pada Minggu (29/11/2015).

Para pelaku yang diperkirakan berkekuatan sekitar 15 orang tersebut menembaki satu regu patroli TNI dari puncak bukit saat sedang melakukan patroli di wilayah Desa Maranda, Kecamatan Poso Pesisir Utara.

Kapolda Sulawesi Tengah Brigjen (Pol) Idham Azis mengatakan, peristiwa itu terjadi saat 10 personel anggota TNI dari Yonif 712 Wiratama Manado melakukan patroli sekitar 7 km dari Dusun Gayatri ketika tiba-tiba mereka ditembaki dari bukit yang menyebabkan gugurnya Serka Zaenuddin.

Menurut dia, para pelaku yang merupakan anggota kelompok teroris pimpinan Santoso terdiri dari sedikitnya 15 orang dan langsung melarikan diri masuk ke hutan pasca-terjadi baku tembak.

"Memang betul terjadi kontak dan menyebabkan anggota TNI menjadi korban. Hingga saat ini, TNI-Polri masih terus melakukan pengejaran terhadap kelompok itu untuk menyisir lokasi kontak tembak yang terjadi kemarin," ungkap Idham saat dikonfirmasi, Senin (30/11/ 2015) seusai rapat evaluasi.

Pasca-terjadinya kontak, lanjut Idham, dia telah memerintahkan kepada semua personel yang tergabung dalam Satgas Camar Maleo IV untuk melakukan penyisiran di sekitar lokasi kontak tembak.

Hal tersebut dilakukan untuk mencari bila ada anggota dari kelompok teroris itu yang menjadi korban karena sempat terjadi kontak tembak antara regu patroli TNI dan kelompok teroris sebelum melarikan diri masuk ke dalam hutan.

"Sekarang kita dan TNI gelar rapat evaluasi. Kita akan mencoba mengetahui kenapa bisa terjadi korban. Tentu kita akan mencari solusinya agar ke depan tidak ada lagi korban, baik dari TNI maupun polisi itu sendiri. Yang jelas, kita tidak akan berhenti sebelum kelompok Santoso kita tuntaskan," kata Idham.

Sementara itu, seiring dengan kegiatan penyisiran yang masih terus berlangsung, polisi belum bisa memastikan kapan akan dilakukannya olah TKP di lokasi penembakan yang menewaskan seorang anggota TNI.

Polisi rencananya akan melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) dua hari pasca-terjadinya kontak sambil menunggu suasana lokasi yang lebih kondusif.

Idham juga memastikan tidak akan melakukan penambahan pasukan dalam operasi Camar Maleo IV pasca-kejadian tersebut.

Menurut dia, jumlah personel dalam Camar Maleo IV sudah lebih dari 1.000 anggota gabungan TNI dan Polri. Jumlah itu dinilai cukup untuk bekerja secara maksimal.

"Tidak ada penambahan pasukan. Semua seperti biasa saja, baik dari TNI maupun Polri. Semua siap bekerja secara maksimal," ujarnya.

Hingga berita ini diturunkan, polisi memastikan, setidaknya masih terdapat sekitar 36 orang DPO anggota kelompok teroris pimpinan Santoso yang masih buron.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com