Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rebutan Gedung Kantor, Dua Kubu Pemuda Pancasila Nyaris Bentrok

Kompas.com - 28/11/2015, 22:31 WIB
Kontributor Pematangsiantar, Tigor Munthe

Penulis

PEMATANG SIANTAR, KOMPAS.com — Kubu Pemuda Pancasila Kota Pematang Siantar pimpinan Ronald Tampubolon mendatangi gedung kantor yang dikuasai Minten Saragih, mantan Ketua MPC Pemuda Pancasila, Kota Pematang Siantar.

Saat itu, di gedung tersebut sedang digelar acara pelantikan Minten Saragih sebagai Ketua Pemuda Pancasila 1959.

Minten tidak mau menyerahkan gedung inventaris tersebut ke kubu Ronald Tampubolon, dan malah menjadikan gedung tersebut sebagai kantor ormas yang baru dipimpinnya.

Ronald yang merasa gedung itu masuk dalam inventaris Pemuda Pancasila menegaskan, ormas baru itu tak berhak menggunakan gedung tersebut.

Di sisi lain, Minten bersikeras, gedung itu disewa atas nama pribadi dan bukan atas nama Pemuda Pancasila.

Melihat situasi memanas, Kapolres Pematang Siantar AKBP Dodi Darjanto yang ada di lokasi segera menengahi.

Dodi mengajak pengurus kedua kubu untuk berdialog di depan gedung Pemuda Pancasila yang diperebutkan itu.

Kepada kedua kubu, Dodi mengharapkan agar mereka menjaga suasana kondusif karena saat ini tahap pilkada masih berlangsung.

"Saat ini kita direpotkan oleh kondisi pilkada. Untuk sementara, kita cooling down dulu," katanya.

Dia juga mengatakan akan memediasi kedua kubu untuk menyelesaikan polemik kepemilikan gedung itu pada Senin (30/11/2015).

Dalam dialog itu, Ronald menyatakan bahwa gedung itu masuk inventaris MPC Pemuda Pancasila Kota Pematang Siantar. 

Gedung itu dibangun menggunakan dana anggaran Pemuda Pancasila, dan diresmikan Ketua MPP Pemuda Pancasila Yapto Surya Sumarno.

Atas dasar itu, Ronald meminta agar gedung untuk sementara tidak digunakan siapa pun.

"Kami minta gedung ini ditutup dulu, dan tidak digunakan dalam pelantikan PP 1959 sampai masalahnya selesai," kata dia.

Sementara itu, Minten bersikeras bahwa sewa-menyewa lahan itu dibuat atas namanya.

"Ini suratnya, tidak ada nama Pemuda Pancasila disebutkan di sini. Ini atas nama saya. Mari kita bicara legalitas hak tempat ini," dia memaparkan.

Mendengar dialog yang tak menghasilkan solusi, Kapolres kembali meminta keduanya untuk tenang dan tidak saling memaksakan kehendak.

Dodi juga meminta agar gedung itu untuk sementara tidak digunakan menggelar acara pelantikan. Setelah mendengar permintaan Kapolres itu, kubu Ronald akhirnya meninggalkan lokasi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com