Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Seorang Warga Thailand Meninggal Dunia di Lapas Meulaboh

Kompas.com - 28/11/2015, 21:21 WIB
Kontributor Kompas TV, Raja Umar

Penulis

MEULABOH, KOMPAS.com - Satu orang warga Thailand yang tengah menjalani masa hukuman di Lapas Kelas II B Meulaboh, Kabupaten Aceh Barat, meninggal dunia di RSUD Cut Nyak Dhien, karena menderita kanker rahang, Sabtu (28/11/2015) dini hari.

“WNA itu sudah diketahui menderita penyakit kanker rahang sejak bulan Agustus 2015 lalu, dan sudah pernah kita bawa ke Rumah Sakit Umum Zainal Aabidin, untuk mendapatkan perawatan, namun karena disana tidak mampu ditangani akhirnya pasien dikembalikan ke Meulaboh,” kata M Jumadi, Kalapas Kelas II B, Meulaboh, saat dihubungi wartawan.

Menurut Jumadi, warga Negara Thailand itu adalah nelayan asing yang ditangkap bersama empat kapal yang mengangkut 60 ABK pada April 2014 lalu.

Kapal ini diamankan karena melakukan praktik illegal fishing di perairan laut Indonesia.

Sehingga, tujuh orang di antara mereka harus mendekam dibalik jeruji besi Lapas Kelas II B meulaboh selama 2-3 tahun.

Sementara sisa ABK lainnya telah dikembalikan ke negara asal mereka.

“Nelayan yang meninggal asal Thailand itu sudah menjalani masa hukuman LP Meulaboh sekitar satu tahun, sekarang tinggal 6 orang lagi rekanya masih ditahan,” tambah Jumadi.

Kini jasad warga Negara Thainland itu telah dimakamkan di TPU milik pemerintah Kabupaten Aceh Barat setelah mendapatkan persetujuan dari Kedubes Thailand di Jakarta.

“Tadi pukul 16.30 Wib selasai kita lakukan pemakaman,” Jumadi menegaskan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com